Festival Bau Nyale
Asal Usul Bau Nyale, Cacing Laut Jelmaan Putri Mandalika
Ada sebuah kisah di pantai selatan Pulau Lombok terdapat sebuah kerajaan yang bernama Tonjang Beru.
Penulis: Setyowati Indah Sugianto | Editor: Wahyu Widiyantoro
TRIBUNLOMBOK.COM – Nyale lebih tepatnya dikenal sebagai bau nyale adalah sebuah pesta atau upacara yang masih dilestarikan hingga saat ini.
Kata Bau berasal dari Bahasa Sasak yang berarti menangkap sedangkan kata Nyale berarti cacing laut yang hidup di lubang-lubang batu karang dibawah permukaan laut.
Acara Bau Nyale dilaksanakan pada bulan Februari dan Maret.
Dikutip dari Kompasiana.com asal usul dari Bau Nyale ini yang memiliki cerita tentangnya.
Ada sebuah kisah di pantai selatan Pulau Lombok terdapat sebuah kerajaan yang bernama Tonjang Beru.
Kerajaan ini dipimpin oleh seorang Raja yang arif dan memiliki seorang Putri yang bernama Putri Mandalika.
Baca juga: Festival Bau Nyale dan Spirit Kebahagiaan Jelang MotoGP di Mandalika
Baca juga: Begini Seluk-beluk Tradisi Peresean, Adu Ketangkasan yang Wajib Digelar Saat Festival Bau Nyale
Baca juga: Menparekraf Sandiaga Uno Hadiri Malam Puncak Festival Pesona Bau Nyale 2022 di Lombok Tengah
Putri Mandalika terkenal dengan parasnya yang cantik dari segi matanya yang jelita, dan rambutnya.
Tidak hanya kecantikan fisik saja, tutur katanya yang sopan, baik, dan lembut serta ramah terhadap semua orang semakin membuat ia menjadi kebanggaan dimata rakyatnya.
Dia memiliki kecantikan yang mampu memikat hati seluruh pemuda di belahan bumi Pulau Lombok ini.
Seluruh pangeran dari berbagai kerajaan berdatangan untuk melamar sang putri.
Para pemuda dari rakyat biasa berlomba-lomba untuk mendapatkan cintanya Putri Mandalika.
Namun, tak satupun di antara mereka yang diterima lamarannya dan kekecewaan dirasakan oleh para pangeran dengan keputusan Putri Mandalika.
Sudah berusaha berbagai cara agar sang putri memilih satu diantara mereka.
Mulai dari sayembara hingga melakukan peperangan, maka tak heran banyak permusuhan yang terjadi.
Setelah sekian lama sang putri terjebak dalam pilihan yang berat dan telah membuat suatu keputusan.