Mengenal Jenis Nyale, Cacing Laut Favorit Masyarakat Suku Sasak Lombok
Bau nyale adalah tradisi masyarakat suku Sasak Lombok berupa menangkap cacing laut yang keluar dari celah bebatuan di kawasan Pantai Mandalika Lombok
Penulis: Sinto | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto
TRIBUNLOMBOK.COM, SINTO - Bau nyale adalah tradisi masyarakat suku Sasak Lombok berupa menangkap cacing laut yang keluar dari celah bebatuan di kawasan Pantai Mandalika Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Bau Nyale merupakan istilah yang digunakan oleh masyarakat suku Sasak Lombok ketika perayaan menangkap cacing laut.
Nyale sendiri berarti cacing laut sementara bau berarti menangkap.
Malam bau nyale ini biasanya dilakukan mulai menjelang subuh hari yang ditandai dengan berkokoknya ayam menurut pemahaman masyarakat Sasak Lombok.
Masyarakat biasanya selesai bau nyale menjelang terbitnya matahari dari arah timur.
Terdapat berbagai jenis Nyale yang keluar saat malam bau nyale.
Nyale yang sangat disukai masyarakat suku Sasak Lombok adalah nyale hijau.
Nyale ini dinamakan demikian karena warnanya yang memang berwarna hijau.
Baca juga: Mengenal Nyale, Cacing Laut yang Sangat Diburu Masyarakat Lombok
Namun terdapat warna lainnya dari nyale hijau ini yaitu berwarna kuning. Nyale hijau ini sangat enak rasanya menurut masyarakat suku Sasak Lombok.
Rasanya sangat gurih dan memiliki banyak kandungan protein.
Nyale hijau ini keluar pada malam puncak bau nyale yaitu setiap tanggal 20 bulan 10 pada kalender Suku Sasak.
Sementara pemerintah menetapkan puncak bau nyale pada tahun ini pada tanggal 20-21 Februari 2022.
Penentuan tanggal tersebut berdasarkan hasil Sangkep Warige (Musyawarah) yang dipimpin oleh Ketua Majelis Adat Sasak H.Suardi BE, Sabtu (8/1) bertempat di Kampung Sasak Ende, Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah.
Nyale Hijau ini bisa dimasak dengan berbagai macam olahan.
