Ini Empat Fakta Menarik Soal Ponpes Nurul Haramain NWDI Narmada

Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Haramain NWDI, Kecamatan Narmada, Lombok Barat merupakan salah satu Ponpes terkemuka di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Penulis: Robbyan Abel Ramdhon | Editor: Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBYAN ABEL RAMDHON
Suasana kawasan pondok putra Ponpes Nurul Haramain NWDI Narmada, Lombok Barat. 

Sehingga dianggap perlu dilakukan perubahan untuk memperjelas identitas.

Akhirnya, Lalu Alwi bersama masyarakat pun sepskat mendirikan lembaga pendidikan bernama Djamaah Islam Narmada (DIN) yang nantinya memantik terbentuknya Ponpes Nurul Haramain NWDI.

2. Dibimbing Murid Maulana Syekh TGKH M Zainudin Abdul Majid

Ketika DIN sudah dibentuk, Lalu Alwi dan masyarakat Narmada meminta bantuan tenaga pendidik kepada Maulana Syekh TGKH. M. Zainudin Abdul Majid, pendiri Pondok Pesantren Darun Nahdlatain NW Pancor.

Maulana Syekh pun merespons permintaan bantuan tersebut dengan positif.

Lalu mengirim dua guru bernama Ustaz Djuaini asal Pancor, Lombok Timur dan Ustaz Maad asal Mamben, Lombok Timur.

3. Di Bawah Naungan Yayasan NW

Pada 18 Agustus 1951, Ustaz Djuaini dan Ustaz Maad mengembangkan lembaga pendidikan tingkat ibtidaiyah dengan nama Madrasah Nurul Huda Nahdlatul Wathan.

Seiring dengan perjalanan waktu dan kebutuhan pendidikan yang bertambah, Madrasah Nurul Huda tahun 1963 diubah menjadi PGA NW 4 tahun (PGAP) dan pada tahun 1968 ditingkatkan menjadi PGA NW 6 tahun (PGAA).

Tetapi, peraturan pemerintah saat itu membatasi jumlah PGA dan di Lombok ini hanya boleh satu PGA, yakni PGA Negeri Mataram, maka tahun 1977 PGA NW Narmada diubah menjadi Madrasah Tsanawiyah NW dan Madrasah Aliyah NW.

Kemudian, dengan maksud meningkatkan kualitas pendidikan di lingkungan MTs dan MA NW, tahun 1991 pengurus yayasan Perguruan Pondok Pesantren NW Narmada membentuk lembaga khusus Pondok Pesantren dengan nama Nurul Haramain.

4. Memiliki Keunggulan Bahasa

Setelah Ponpes Nurul Haramain didirikan, para guru dan pengurus yayasan sepakat membentuk program bahasa asing.

Program ini untuk menunjang karakter pendidikan Ponpes sekaligus sebagai upaya merespons tantangan global.

Dua bahasa asing yang menjadi bahasa utama di Ponpes Nurul Haramain, bahasa Inggris dan bahasa Arab.

Kedua bahasa tersebut akan digilir per dua minggu untuk dipakai menjadi bahasa utama oleh masyarakat pondok saat berinteraksi maupun proses belajar-mengajar berlangsung.

Mereka dituntut untuk terus menggunakan dua bahasa tersebut hingga mengakhiri masa pendidikan.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved