Harga Minyak Goreng Naik Turun, Pedagang Ayam Geprek di Mataram Berbagi Tips Tetap Bertahan

Pedagang ayam geprek di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat berbagi tips agar tetap bertahan di tengah fluktuasi harga minyak goreng yang tidak menentu.

Penulis: Robbyan Abel Ramdhon | Editor: Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBYAN ABEL RAMDHON
Karni berpose di depan dapur tempat dia menggoreng ayam geprek, Kamis (3/2/2022) 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robbyan Abel Ramdhon

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK BARAT – Naik turunnya harga minyak goreng membuat masyarakat panik, terutama para pedagang.

Harga minyak goreng sempat tembus Rp 40 ribu.

Tapi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengumumkan harga minyak goreng di seluruh Indonesia mengikuti ketentuan Harga Eceran Tertinggi (HET) per 1 Februari 2022.

Naik turunya harga minyak goreng mempengaruhi biaya produksi para pedagang.

Tapi hal itu tidak mempengaruhi Karni (32), pemilik warung ayam geprek di Desa Lendang Bajur, Kecamatan Gunung Sari, Lombok Barat.

Dia mampu bertahan di tengah harga minyak goreng yang tidak menentu.

Baca juga: Minyak Goreng Rp14 Ribu/Liter Sulit Dicari, Bagaimana Kondisi Stok Ritel Modern di Mataram?

Baca juga: Harga Minyak Goreng Turun, Pedagang di Pasar Kebon Roek Mengaku Merugi

Pada TribunLombok.com, dia mengaku sempat terkejut harga minyak goreng melambung tinggi, tapi segera bisa menyesuaikan.

Ia pun tidak berencana mengubah harga menunya ketika biaya produksi membengkak.

“Saya mikirin segmen di sekitar sini, harga wajarnya segitu, lebih dari ini sulit,” katanya.

Adapun harga ayam geprek dan menu-menu lain yang dijualnya di kisaran Rp 9 ribu hingga Rp 12 ribu.

Selama berbisnis ayam geprek sejak 2018 silam, Karni juga merasakan gelombang kenaikan harga bahan-bahan pokok.

“Tepung yang paling signifikan naiknya, dari Rp 195 ribu sekarang Rp 230 ribu,” tambahnya.

Ayam digoreng dalam wajan di dapur warung geprek Karni
Ayam digoreng dalam wajan di dapur warung geprek Karni (TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBYAN ABEL RAMDHON)

Pria yang pernah bekerja di restoran cepat saji itu menerangkan, melonjaknya berbagai harga bahan-bahan pokok tidak terlalu membuatnya khawatir.

Menurutnya, kepanikan-kepanikan menghadapi kenaikan harga mestinya bisa disiasati dengan perencanaan yang matang.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved