Pesona Pantai Sire, Tempat Berlibur Artis hingga Jadi Lokasi Kemah Favorit

Pernah dikunjungi artis, kawasan yang dulunya dipenuhi sampah dan belukar tanaman ini kini disulap menjadi tempat wisata pantai dengan pasir putih.

Penulis: Robbyan Abel Ramdhon | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Tribunlombok.com Robbyan Abel Ramdhon
Windy berdiri di depan warung, menjaga warung bersama adik laki-laki dan anggota keluarganya (sepupu), Rabu (26/1/2022). 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com Robbyan Abel Ramdhon

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK UTARA – Pernah dikunjungi artis, kawasan yang dulunya dipenuhi sampah dan belukar tanaman ini kini disulap menjadi tempat wisata pantai dengan pasir putih yang bersih.

Adalah Pantai Sire, berada cukup jauh dari pusat Kota Mataram, membuat pantai ini jarang terdengar namanya.

Pantai Sire berlokasi di Dusun Sire, Kecamataran Tanjung, Lombok Utara.

Membutuhkan waktu dua jam mengendarai mobil dari pusat Kota Mataram, melewati jalur Pusuk Lombok Barat.

Pantai berbentuk teluk dengan panjang nyaris dua kilometer itu mulai diisi warga setempat dengan dagangan makanan dan minuman.

Seperti yang dilakukan Windy Himala (19), dirinya bersama keluarganya membuka warung di Pantai Sire pada Maret 2021, sehari sebelum pengumuman kasus pertama covid-19 di Indonesia.

“Waktu itu kita baru saja grand opening di sini, terus habis itu covid, dan langsung sepi,” ucapnya, Rabu 26/1/2022.

Windy sempat bersiasat dengan mempromosikan warungnya melalui facebook pribadi dan instagram.

Baca juga: Pajak Kendaraan Ditargetkan Rp 546 Miliar, Bappenda NTB Keliling Pulau Sumbawa

Namun cara itu menurutnya tidak begitu signifikan untuk kenaikan jumlah pengunjung.

Mencari cara yang lebih efektif, ia memilih berinteraksi langsung dengan pengunjung untuk menciptakan suasana akrab antar pelanggang dan pedagang.

“Kebanyakan yang ke sini sama keluarga, makanya ramai pas hari tertentu saja, misal pas lebaran atau tahun baru,” jelasnya.

Meski terbilang sepi pengunjung, Windy bersama keluarganya memang memiliki konsep untuk Pantai Sire sebagai tempat yang tenang tanpa keramaian.

Benar saja, para pengunjung pun senang datang ke Pantai Sire karena tenang dan bersih.

“Dua sampai tiga orang kalau hari biasa, sepuluh sampai lima belas kalau akhir pekan,” tandasnya.

“Dulu di sini seperti hutan, banyak sampah, banyak warga setempat buang sampahnya ke sini, pas pertama kali bersih-bersih kami sampai datangkan dua truk dump untuk angkut berton-ton sampah,” ujarnya. 

Nada bicara perempuan itu meninggi tiap kali ombak berderu ke tepi pantai.

Kawasan Pantai Sire sendiri sudah menjadi milik PT Lombok Golf Kosaido, perusahaan golf yang berjarak sekitar tiga ratus meter di belakang garis pantai.

Melalui kesepakatan dengan pemilik perusahaan, keluarga Windy diberikan kewenangan untuk mengelola pantai Sire dengan syarat tetap menjaga kebersihan lingkungan.

Kebersihan lokasi wisata tersebut pun dirasakan sendiri oleh tim Tribunlombok.com saat mengunjungi lokasi. 

Saat itu tidak terlihat satu pun pengunjung kecuali tim Tribunlombok.com.

Pantai berpasir putih dengan ombak tenang itu nyaris tak menunjukkan keberadaan sampah.

Suasana sepi membuat suara burung, sapi, dan ombak menjadi lebih nyaring.

“Sering orang kemah di sini, terakhir ada keluarga yang mendirikan dua puluh lima tenda untuk menginap selama sehari,” kata perempuan lulusan SMK itu.

Baca juga: Sinyal Kuat Marc Marquez Jajal Sirkuit Mandalika, Ini Jadwal Tes Pramusim MotoGP 2022

Baca juga: 8 Ketentuan Wajib Penonton MotoGP Mandalika: Vaksin Covid-19 Dosis Lengkap hingga Bawa Hasil Swab

Pengunjung yang ingin menginap tidak perlu membayar biaya sewa tempat, hanya jika ingin mendapatkan aliran listrik untuk menyalakan lampu dan mengisi daya handphone, barulah perlu membayar biaya sebesar Rp25 ribu.

Selain itu, pengunjung yang menginap wajib mematuhi syarat menjaga kebersihan dan tidak mengotori pasir dengan membuat api unggun.

“Boleh bikin api unggun, asal pasirnya dikeruk dulu, jadi apinya menyala dari lubang. Kalau begitu bisa lebih mudah dibersihkan,” tegas Windy.

Kendati selalu berusaha menjaga kebersihan, pada waktu-waktu tertentu, kiriman sampah kerap datang ke Pantai Sire.

Ketika musim hujan, air laut meluap, dan sampah-sampah yang dibuang sembarangan terbawa hanyut hingga sampai ke teluk di Pantai Sire.

“Paling banyak Februari tahun lalu. Mulai sampah plastik, pelampung, sampai koper tiba-tiba terdampar. Mana mungkin itu dari sini, paling dekat dari Sira ya Gili (maksudnya Gili Terawangan) kemungkinan,” keluhnya.

Selama berjualan di pantai Sira, Windy bercerita keluarganya sudah mampu mengisi tabungan untuk mengembangkan bisnis mereka.

Bahkan pantai Sira yang sebelumnya tidak memiliki toilet, oleh mereka dibangun menggunakan modal pribadi.

Tidak hanya merawat dan menyediakan fasilitas kebersihan, Windy dan keluarganya secara rutin memperhatikan pertumbuhan pepohonan dan tanaman di Pantai Sire.

“Pohon kelapa dan semua tanaman di sini kita jaga terus, bahkan ada pernah pengunjung lokal yang mengingat salah satu pohon di sini sebagai tempat dulu dia bermain semasa kecil,” kenangnya.

Walau tidak banyak yang mengetahui keberadaan Pantai Sire, anak pertama dari dua bersaudara itu bercerita, sejumlah tokoh publik juga pernah datang.

“Luna Maya, Agnes Monica, Angga Yunanda, pernah ke sini. Tapi kita sudah biasa, tidak terlalu heboh lagi karena terbiasa,” guraunya.

“Bahkan sering jadi tempat orang berselingkuh," lanjutnya dengan nada bercanda.

Adapun menu yang disediakan Windy di warung miliknya antara lain: Pecel Rp10 ribu, rujak Rp7.000, kelapa Rp15 ribu, ikan bakar Rp25 ribu hingga Rp80 ribu, nasi goreng Rp12 ribu.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved