Sejarah Gempa dan Tsunami Flores Tahun 1992, Ribuan Jiwa Meninggal Dunia  

Bencana yang terjadi 12 Desember 1992 itu, gempa dengan magnitudo 7.8 menyebabkan tsunami yang menghancurkan permukiman warga di pesisir utara Flores.

Dok. Instagram daryonobmkg
Potret dampak gempa dan tsunami di Flores, NTT tahun 1992 

Dalam postingan selanjutnya, Daryono juga memposting tren grafik tsunami di Indonesia.

Dimana kejadian tsunami kerap terjadi di akhir dan awal tahun. Sehingga masyarakat perlu mengantisipasi.

Grafik tsunami Indonesia hasil kompilasi saya ini makin mengkohkan pendapat bahwa akhir dan awal tahun memang lebih banyak terjadi event gempa signifikan (dan berpotensi tsunami).

Mohon maklum, jika kami tak bosan-bosan menyampaikan pesan kesiagaan akan potensi tsunami. Karena kompilasi data sejarah tsunami di Indonesia periode 1600-2021 memang lebih banyak di akhir dan awal tahun.

Sebagaimana ditulis Daryono dalam akun Instagramnya daryonobmkg, empat jam lalu.

Terpisah, Kepala BMKG Stasiun Geofisika Mataram Ardhianto Septiadhi menjelaskan, dilihat dari mekanisme kejadian gempa, gempa hari ini mekanismenya mendatar.

Berbeda dengan mekanisma pada kejadian gempa Flores 1992, mekanisme gempanya naik. ”Dampaknya juga berbeda,” katanya.

Terkait adanya siklus kejadian gempa dalam rentan waktu tertentu, Ardhianto menegaskan, gempa tidak bisa diprediksi.

”Namun dalam satu sumber gempa itu menyimpan potensi yang hampir sama dengan yang pernah terjadi dalam sejarah,” katanya.

Tapi Ardhianto menegaskan, BMKG tidak bisa memprediksi kapan gempa bisa terjadi. Perhitungan dilakukan BMKG untuk kepentingan mitigasi.

”Jadi daeah yang masuk zona merah sebaiknya tidak ada penduduk di sana, kalau zona aman bisa membangun,” katanya.

Kalau pun terpaksa membangun di zona merah maka harus dengan kajian teknis dan bangunan tanah gempa.

Ardhianto memahami kepanikan masyarakat saat terjadi gempa seperti di NTT saat ini, kekhawatiran juga dirasakan warga NTB.

Tapi dia meminta masyarakat tetap tenang dan mengakses informasi resmi dari BMKG.

Di samping itu, jika bangunan yang dibuat sudah tahan gempa, warga tidak perlu cemas. Karena rumah tahan gempa sudah cukup aman bagi mereka.

”Sampai sekarang kita tidak tahu kapan gempa terjadi, namun kita bisa meminimalisir risiko apabila kita punya kapasitas,” tandasnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved