Corona di Indonesia
Indonesia Perlu Tingkatkan Surveilans Genomik untuk Mendeteksi Ancaman Omicron
Rendahnya surveilans genomik RI tidak sejalan dengan upaya pemerintah memitigasi risiko gelombang ketiga.
TRIBUNLOMBOK.COM, JAKARTA - Pakar Epidemiologi dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menilai surveilans genomik masih sangat rendah hanya 0,2 persen dari total kasus sekuensi.
Menurutnya, angka ini masih di bawah Afrika Selatan yang dapat mendeteksi varian baru Omicron.
"Ini tentu bila dibandingkan dengan kondisi ancaman masih kurang. Kemampuan surveilans genomik kita mesti ditingkatkan paling tidak mendekati satu persen," tutur Dicky dalam dialog bertemakan 'Tunda Liburan Untuk Keselamatan Bersama, Selasa 30 November 2021.
Baca juga: 11 Negara yang Dilarang Masuk Indonesia Buntut Varian Baru Covid-19, Simak Gejala Omicron
Baca juga: Varian Omicron Merebak, Bagaimana Nasib MotoGP di Sirkuit Mandalika?
Surveilans genomik merupakan upaya pelacakan dan pemantauan genom virus corona untuk mencegah meluasnya penyebaran virus.
Pelacakan tersebut akan menjadi penentu intervensi kesehatan yang perlu dilakukan.
Rendahnya surveilans genomik RI tidak sejalan dengan upaya pemerintah memitigasi risiko gelombang ketiga.
"Afrika Selatan mereka sudah 0,8 persen kemampuan empat kali dari Indonesia. Sementara Singapura sudah mencapai empat persen," tutur Dicky.
Dicky menekankan apabila surveilans genomik menjadi perhatian serius pemerintah maka Presiden Joko Widodo akan lebih punya kepercayaan diri menghadapi ancaman Omicron.
Ia menambahkan varian Omicron ini menjadi satu manfaat pengingat bagi seluruh masyarakat bahwa pandemi belum selesai.
"Sekali lagi momentum saat ini di tengah pelandaian harus kita apresiasi dan satu sisi harus kita waspadai. Karena cenderung kalau melandai orang mulai abai. Ketika vaksinasi sudah 80 persen orang mulai merasa enggak perlu masker tidak hanya di Indonesia tapi di Australia demikian," tuturnya.
Selain meningkatkan surveilans genomik, cara yang bisa dilakukan mengetahui varian Omicron sudah ada di tanah air dengan melacak pelancong atau kru pesawat dari atau ke negara-negara Afrika.
"Cari orang yang datang atau pergi ke negara-negara itu selama sebulan terakhir, sejak awal November hingga akhir November, termasuk kru pesawatnya," ungkap Dicky.
Hal ini akan membantu mencari tahu apa Indonesia masih aman atau sudah kemasukan varian Omicron. Upaya 3T yang berupa tracing, testing, dan treatment serta 5M yaitu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas harus terus dilakukan pemerintah.
"Pengabaian terhadap 5M membuat kita semakin berisiko. Ketika abai 5M dan ada varian baru, itu cepet banget penularannya," ucapnya.
Vaksinasi juga masih sangat penting ditingkatkan apalagi cakupan vaksinasi 40 persen yang ditargetkan WHO masih jauh.