Penyebab Marshal Tak Datang saat IATC Mandalika, Tidak Dapat Makan Minum & Minta Upah
Aksi para marshal yang tidak datang di Sirkuit Pertamina Mandalika membuat balapan Idemitsu Asia Talent Cup (IATC) 2021 ditunda.
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH – Aksi para marshal yang tidak datang di Sirkuit Pertamina Mandalika membuat balapan Idemitsu Asia Talent Cup (IATC) 2021 ditunda.
Warga yang sudah siap-siap menonton pun dibuat kecewa karena batal menyaksikan balapan perdana, di Sirkuit Mandalika, Minggu (14/11/2021).
Banyak pihak menyalahkan para marshal yang membuat balapan internasional seperti itu ditunda.
Tapi para marshal memiliki alasan tersendiri mengapa mereka sampai nekat melakukan hal tersebut.
Mereka pun buka-bukaan terkait kondisi yang dihadapi sebelum memutuskan tidak datang ke arena balapan.
HS (33), salah seorang marshal yang dihubungi TribunLombok.com mengungkapkan, kondisi yang mereka alami.
Baca juga: Balapan di Mandalika Tertunda karena Persoalan Marshal, Gubernur NTB Ajak Ambil Pelajaran
Para marshal kecewa keberadaan mereka hanya dianggap sebagai relawan tanpa ada kejelasan upah.
Sejak awal pihak penyelenggara, dalam hal ini Mandalika Grand Prix Association (MGPA) memang menyatakan mereka sebagai relawan.
Tapi harusnya mereka juga mendapatkan perlakuan lebih layak.
Misalnya sekedar uang makan atau makan minum usai bertugas di lapangan. Hal itu tidak mereka dapatkan, bahkan baju yang mereka pakai harus dikembalikan usai bertugas.
”Tidak ada kejelasan untuk upah, makan minum kita tanggung sendiri, terus waktu pemanggilan saat di-briefing, walau pun sudah lulus belum tentu akan dipakai saat WSBK maupun MotoGP,” tutur HS.
Jadi selain ketidakjelasan status, upah, dan uang makan. Mereka juga resah karena tidak mendapatkan jaminan dilibatkan saat balap superbike dan MotoGP.
”Terus untuk apa kita lulus?” katanya.
Baca juga: Balap Motor di Sirkuit Mandalika Tetap Lanjut, IMI Lengkapi Kekurangan Marshal
Karena itu, semua marshal sepakat tidak datang ke arena balapan. Tapi ada sebagian yang datang ke sirkuit.
”Kami yang lulus kan ada 250 orang, tapi yang datang hanya beberapa orang itu, lebih kurang sekitar 20 orang,” katanya.
HS mengakatakan, marshal disebut tonggak utama kesuksesan ajang balapan. Tetapi perlakuan yang mereka terima tidak sesuai.
”Tidak ada kejelasan untuk upah, sementara tanggung jawab penuh dibebankan kepada kita, tetapi hanya dianggap relawan,” ujarnya.
Sejak awal mereka tidak mendapat kontrak apa pun, termasuk kontrak sebelum bekerja.
”Bahkan makan minum ditanggung sendiri, pas sesi latihan kemarin hanya dapat minum,” katanya.
Pihak MGPA dalam hal ini sejak awal menggap mereka sebagai relawan. Mereka tidak pernah terikat kontrak apa pun dengan penyelenggara.
Tapi mereka tertarik menjadi relawan karena berharap kelak mendapatkan pekerjaan yang layak. Mereka mengharapkan sekedar ada imbalan.
”Kita memang tidak mengharapkan banyak, tapi yang penting ada kejelasan,” katanya.
Setelah insiden tersebut, mereka berharap akan dipanggil dan mendapatkan kejelasan nasib dan perlakuan yang layak.
”Tapi kalau sekedar dianggap relawan lebih baik tidak usah,” katanya.
Jika dengan masalah ini, MGPA kemudian mengangkat marshal dari tempat lain yang sudah bersertifikasi tentu mereka akan melakukan protes.
Baca juga: 2.500 Warga Gratis Masuk Sirkuit Mandalika Selama Asia Talent Cup
Mereka berharap, penyelenggara memperhatikan nasib mereka agar tetap bisa bekerja dengan baik.
Mengenai kemampuan, menurut HS, dia mengaku tidak kesulitan menjadi marshal. Baginya tugas tersebut sangat mudah.
Tapi mereka ingin penyelenggara juga memperlakukan dengan lebih layak dan ada sekedar upah untuk makan. Karena yang menjadi marshal rata-rata sudah berkeluarga.
HS mengaku sampai saat ini belum dihubungi kembali pihak penyelenggara.
Sementara itu, Direktur Strategi dan Komunikasi MGPA Happy Harinto yang dikonfirmasi membantah para marshal tidak datang ke arena balapan.
”Datang kok..abis saya briefing 200 orang lebih,” katanya, Senin (15/11/2021).
Sementara terkait kejelasan upah dan makan minum bagi marshal dia belum menjawab.
Tapi dalam rilis resmi, Dorna dan MGPA memastikan balapan Asia Talent Cup yang ditunda akan digelar bersamaan dengan World Superbike (WSBK), 19-21 November 2021.
Terpisah, Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo (Bamsoet) dalam rilisnya menyakan, pihaknya akan segera memenuhi kelengkapan aspek keselamatan sesuai dengan peratuan yang dikeluarkan FIM.
Sesuai peraturan The Fédération Internationale de Motocyclisme (FIM), seharusnya terdapat setidaknya delapan orang marshal di setiap pos.
"Inilah yang akan kami lengkapi," tambah Bamsoet.
Gubernur akan Fasilitasi
Sementara itu, melalui akun media sosialnya, Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkieflimansyah mengatakan, tertundanya race ATC tentu mengecewakan warga yang sudah kadung berada di tengah-tengah arena.
”Tapi demi keselamatan pembalap, balapan ATC ditunda minggu depan bersamaan dengan penyelenggaraan World Superbike (WSBK),” katanya, di akun facebook Bang Zul Zulkieflimansyah, Minggu (14/11/2021).
Tertundanya balapan disebabkan belum siapnya standar dan jumlah marshal sesuai standar yang seharusnya.
”Tapi dari masukan-masukan yang datang dari para Marshal, kesalahan ternyata bukan semata pada mereka tapi juga pada penyelenggara kegiatan,” katanya.
Persiapan yang terbatas dan komunikasi yang kurang baik dengan penyelenggara dianggap sebagai salah satu masalah utama.
Baca juga: Tiga Pembalap Indonesia Masuk 10 Besar, Bepeluang Curi Poin di Asia Talent Cup Mandalika Hari Ini
”Para Marshal ini adalah putra-putra daerah kita yang sebenarnya bersemangat untuk mensukseskan acara kita ini,” katanya.
Kesediaan mereka untuk menjadi marshal bukan karena pertimbangan finansial, tapi semata karena ingin berkontribusi dan membuat sejarah di tempat kita sendiri.
Ada rasa bangga dapat mengambil bagian di event yang luar biasa ini.
”Insya Allah kami berjanji untuk menjembatani para marshal kita ini dengan penyelenggara acara dalam hal ini MGPA sehingga kesalahpahaman bisa diluruskan dan perbaikan-perbaikan bisa dilakukan untuk ajang utamanya yaitu WSBK dan MotoGP,” katanya.
Kalau masih ada kekurangan dan ketidaksempurnaan menurutnya merupakan sesuatu hal yang wajar.
”Ini hal baru buat kita dan daerah kita.”
Menurutnya, perjalanan panjang selalu harus dimulai dengan langkah pertama.
Memberdayakan masyarakat lokal untuk berpartisipasi sebagai marshal adalah langkah awal yang sudah sangat tepat.
”Kalau masih ada yang kurang-kurang manusiawilah,” katanya.
”Ayo terus saling memperbaiki untuk menempuh perjalanan panjang ke depan secara lebih baik,” imbuh Gubernur Zul.
Berita terkini di NTB lainnya.
(*)