Polda Jateng: Peserta Diklat Menwa UNS Diduga Tewas Akibat Pukulan di Kepala, Ada Sumbatan di Otak
Berdasarkan hasil otopsi jenazah, mahasiswa UNS yang ikut diklat Menwa meninggal akibat luka di kepala.
Terus kemudian, pada pukul 14.00 WIB korban mendapatkan perawatan dengan cara dikompres kepalanya.
Sempat ada informasi korban mengalami kesurupan.
Namun, kata Sutanto dari informasi panitia korban tidak mengalami kesurupan.
"Statement ini, apakah keluar dari pihak panitia, atau memang dari orang-orang sekitar.
Yang bersangkutan (almarhum) tidak sadar dan mengigau akhirnya berkata-kata dalam kondisi tidak sadar.
Itu yang terus kemudian kelanjutannya dari pengakuan pihak panitia sampai pukul 21.00 WIB lebih sedikit," katanya.
Melihat kondisi korban yang tidak sadar, pihak pantia pun kemudian berinisiatif untuk membawa korban ke RSUD Dr Moewardi Solo.
"Inisiatif mereka untuk membawa ke rumah sakit.
Di sini, tertulis pukul 22.05 WIB itu yang bersangkutan di dalam mobil dalam perjalanan menuju rumah sakit.
Pengakuan dari pihak panitia, kok sudah tidak bernapas.
Sampai ke rumah sakit Moewardi, memang benar sudah dinyatakan meninggal dunia.
Itu kronologis yang kami tahu dari pengakuan panitia yang pada hari Senin pukul 07.15 WIB," terang dia seperti dikutip dari Kompas.com dengan judul "Kronologi Meninggalnya Mahasiswa UNS dalam Diklatsar Menwa, Panitia: Sempat Mengeluh Keram dan Sakit Punggung".
Baca juga: Pengakuan Ayah Aniaya Anak Kandung di Mataram, Kesal Telepon Tak Diangkat & Bantah Sering Memukul
Sementara itu, Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah telah memberikan keterangan terkait meninggalnya Gilang diduga akibat kekerasan.
Kabid Humas Polda Jateng Kombes Iqbal M Alqudusy mengatakan, saat ini kasus tersebut juga ditangani oleh Ditreskrimum Polda Jateng.
"Dari hasil otopsi ada tanda-tanda kekerasan," jelas Iqbal saat dikonfirmasi, Selasa (26/10/2021).
Iqbal belum bisa membeberkan lebih lanjut terkait detail hasil otopsi jenazah korban.
Namun, polisi telah memeriksa sejumlah saksi untuk pengembangan kasus tersebut.
"Sampai saat ini sudah 18 orang saksi diperiksa. 8 orang saksi dari peserta, 9 orang saksi dari panitia, 1 orang Dosen UNS," ungkap Iqbal.
(TribunSolo/ Kompas.com)