Cekcok dengan Mensos Risma, Demonstran Tak Masalah Dimarahi yang Penting Aspirasi Diterima
Cekcok dengan Menteri Tri Rismaharini, para demonstran mengklarifikasi aksinya yang menjadi viral
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
"Kalau marah-marah itu ciri khasnya, kami apresiasi itu selama asas kebermanfaatan bagi masyarakat, bagus," katanya.
Mereka cukup puas dengan sikap Mensos Risma yang mau menerima aduan warga.
Meski tidak bisa langsung menyerahkan laporan saat itu, tapi data disampaikan melalui staf Menteri Risma.
“Kami pasti akan tindaklanjuti ini. Data-data sudah disiapkan, akan kami serahkan,” pungkasnya.
Karena rombongan menteri sudah berangkat ke lokasi lain, laporan diarahkan disampaikan melalui Kasat Reskrim Polres Lombok Timur.
Kemudian akan ditindaklanjuti kementerian dan aparat terkait.
Beberapa poin yang ingin ia sampaikan langsung.
Pertama, soal BPNT yang diduga melibatkan pejabat di Lombok Timur.
Dugaannya ada pembiaran dan keterlibatan pejabat yang bermain dengan suplier sehingga BPNT yang diberikan ke masyarakat tidak layak.
“Padahal ada TKSK yang harusnya jadi pengawas bantuan ini. Tapi malah dibiarkan, mereka takut dicopot kalau bantuannya dihentikan,” katanya.
Ia ingin menteri turun tangan mengatasi sengkarut bantuan itu.
Karena jumlah penerima di Lombok Timur mencapai 192.000 orang.
Belum lagi saldo di rekening BRI yang selalu kosong, yang seharusnya mencapai Rp 10.000 per rekening.
“Bayangkan berapa yang hilang kalau dikali semua penerima manfaat,” ujarnya.
Rohman juga mempersoalkan pengalihan kunjungan menteri tersebut, yang seharusnya ke Kantor Bupati Lombok Timur.
Karena di sana mereka sudah menunggu kedatangan menteri.
Justru dialihkan ke desa yang jaraknya sekitar 25 kilometer dari Kota Selong.
“Kami sesalkan, kenapa diarahkan ke tempat itu. Itu kan suplier yang menguasai telur, beras dan sembako lain-lain untuk bantuan BPNT,” tegas Rohman.
(*)