HUT Kemerdekaan RI
Kabar Kemerdekaan Telat Sampai Lombok, TGKH Muhammad Zainuddin Siapkan Murid Terlatih Jaga Bendera
Pahlawan nasional dan pendiri Nahdlatul Wathan (NW) ini melakukan sejumlah langkah menyikapi kabar kemerdekaan tersebut
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Facundo Chrysnha Pradipha

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Bom atom yang dijatuhkan Amerika Serikat di kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, 9 Agustus 1945 memaksa Jepang menyerah tanpa syarat pada sekutu dalam perang dunia II.
Bangsa Indonesia yang berada di bawah kekuasaan Jepang kemudian segera mendeklarasikan kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Tapi kabar tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak langsung diketahui masyarakat di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Berita kemerdekaan Indonesia baru diketahui secara luas rakyat Lombok, sekitar bulan September dan Oktober 1945.
Baca juga: Semarak HUT ke-76 RI di NTB, Kibarkan Bendera hingga Lomba 17 Agustusan di Bawah Laut
Setelah mengetahui Indonesia merdeka, Tuan Guru Kiyai Haji (TGKH) Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, di Lombok tidak berdiam diri.
Pahlawan nasional dan pendiri Nahdlatul Wathan (NW) ini melakukan sejumlah langkah menyikapi kabar kemerdekaan tersebut.
TGKH Muhammad Zainuddin langsung mengkonsolidasikan murid-murid yang sejak awal melakukan jihad fisabilillah melawan penjajah, di bawah komando TGH Muhammad Faisal, adik kandungnya.
TGKH Muhammad Zainuddin membagikan 27 pucuk keris kepada para muridnya.
Baca juga: Peringatan HUT ke-76 RI di NTB, Wagub NTB: Kita Sedang Perang Melawan Covi-19
Keris tersebut sebelumnya sudah dibacakan doa-doa.
Dia juga memerintahkan beberapa orang murid segera mengibarkan bendera merah putih di depan madrasah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI).
Dua santri, yakni Nursaid dan Sayid Hasyim ditugaskan menjaga bendera merah putih yang dikibarkan itu tidak diganggu orang.
”Murid-murid beliau itu tetap disiapkan untuk menjadi garda depan (perjuangan kemerdekaan),” kata Prof Jamaluddin, guru besar sejarah peradaban Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.
Jamaluddin menambahkan, sejak awal TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid sudah punya semangat dan tekad menjadi bagian dari Negara Republik Indonesia.
Ketika panitia persiapan kemerdekaan Indonesia dibentuk di pusat.