Apa Itu Hari Tasyrik? Berikut Amalan-amalan Sunnah dan Larangannya di 3 Hari Setelah Idul Adha

Setelah merayakan Hari Raya Idul Adha pada setiap tanggal 10 Dzulhijjah, umat Muslim akan memasuki Hari Tasyrik.

Editor: Wulan Kurnia Putri
Tribunnews Batam
Makna Hari Tasyrik beserta amalan-amalan sunah dan larangannya. 

Apa Itu Hari Tasyrik? Simak Amalan-amalan Sunah dan Larangannya Berikut Ini

TRIBUNLOMBOK.COM - Setelah merayakan Hari Raya Idul Adha pada setiap tanggal 10 Dzulhijjah, umat Muslim akan memasuki Hari Tasyrik.

Hari Tasyrik merupakan 3 hari berturut-turut dari tanggal 11, 12 dan 13 bulan Dzulhijjah pada penanggalan hijriyah.

Dalam kata yang lain, Hari Tasyrik juga disebut dengan Hari Nahar yang artinya hari untuk menyembelih.

Pada ketiga hari tersebut, umat Muslim masih diperbolehkan untuk menyembelih hewan kurban sesuai dengan tuntunan syariat Islam.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk Majelis Tarjih dan Tajdid dalam bukunya Pengembangan Hipunan Tarjih tentang Tuntunan Idain dan Qurban menerangkan hari tasyriq juga merupakan waktu penyembelihan hewan qurban.

Sehingga ketiga waktu itu bisa digunakan umat Muslim untuk melaksanakan kurban.

Dari Jubair bin Math’am dari Nabi SAW, beliau bersabda:

”Semua hari Tasyrik adalah waktu penyembelihan (hewan kurban)”. ( HR. Ahmad)

Tak hanya dianjurkan untuk menyembelih kurban, umat Muslim juga dilarang untuk berpuasa pada Hari Tasyrik.

Ustaz Muhammad Syukron Maksum dalam bukunya Panduan Lengkap Ibadah Muslimah menerangkan, larangan puasa tersebut diantaranya beradasar sebuah hadist yang diriwayatkan Abu Hurairah r.a.

"Bahwasanya Rasulullah SAW mengutus Abdullah Bin Hudzafah berkeliling Mina untuk menyampaikan: Janganlah kamu berpuasa pada hari ini, karena ia merupakan hari makan minum dan mengingat Allah Azza wa Jalla." (HR. Ahmad)

Baca juga: Amalan-amalan saat Hari Raya Idul Adha dan Hari Tasyrik, Lengkap dengan Bacaan Takbirnya

Oleh karena itu, umat Muslim yang melaksanakan puasa Senin Kamis di hari biasanya dilarang melaksanakan pada Hari Tasyrik.

Setelah tanggal 13 Dzulhijjah baru dapat melanjutkan kebiasannya untuk berpuasa sunnah.

Meskipun sudah tidak bolek melaksanakan salat Idul Adha, Hari Tasyrik menyimpan beberapa amalan-amalan sunah.

Apabila dikerjakan oleh umat Muslim, maka akan mendatangkan pahala.

Berikut ini kami sampaikan amalan-amalan sunah Hari Tasyrik yang kami lansir dari tayangan Tanya Ustaz Tribunnews.com.

Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tengah (Sulteng) dan Polres jajaran memyembelih Hewan Kurban di Hari Raya Idul Adha 1442 H, Selasa (20/7/2021).
Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tengah (Sulteng) dan Polres jajaran memyembelih Hewan Kurban di Hari Raya Idul Adha 1442 H, Selasa (20/7/2021). (handover)

Amalan-amalan Sunah di Hari Tasyrik

1. Memperbanyak Syukur Nikmat

Hasbullah mengingatkan, apapun yang diberikan Allah SWT adalah karunia.

"Baik itu sifatnya kesehatan maupun kekayaan," jelasnya.

Hal-hal tersebut wajib disyukuri.

Allah berfirman,

لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ

La in syakartum la azidannakum wala in kafartum inna adzabi lasyadid

Artinya: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.

Hasbullah mengatakan, apapun yang terjadi di hari tasyrik, maka harus selalu disyukuri.

"Terima apa adanya, dengan senantiasa menerima ketentuan Allah dan melaksanakan segala perintahnya dengan semaksimal mungkin," jelasnya.

2. Meningkatkan Taat dan Takwa

Hasbullah mengatakan, hari Tasyrik adalah rangkaian dari Yaumul Qadhiyah.

"Di mana itu merupakan ujian dan cobaan, terutama bagi Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail," jelasnya.

Hasbullah mengatakan, kita disarankan untuk senantiasa meningkatkan taat kepada Allah.

Hal itu agar memiliki nilai yang sama atau setidaknya mendekati para nabi-nabi yang luar biasa ketaatan dan ketakwaannya.

Baca juga: VIDEO: Doa dan Harapan Airlangga Hartarto di Hari Raya Idul Adha

3. Perbanyak Doa dan Dzikir

Hasbullah mengungkapkan, hari Tasyrik adalah saat sa'atul ijabah.

"Maka perbanyaklah berdoa, dan banyak berzikir," jelasnya.

Hari Tasyrik merupakan hari dijabahnya doa.

4. Silaturahim

Hasbullah menyarankan di hari tasyrik untuk mengunjungi keluarga, saudara, orang tua, atau kerabat.

Hal ini dapat mempererat tali kekeluargaan.

Pasar Inpres Manonda Palu Jl Kunduri, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Sulawesi Tengah, dipadati pengunjung sehari menjelang Idul Adha, Senin (19/7/2021).
Pasar Inpres Manonda Palu Jl Kunduri, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Sulawesi Tengah, dipadati pengunjung sehari menjelang Idul Adha, Senin (19/7/2021). (TRIBUNPALU.COM/ALAN)

Larangan Berpuasa di Hari Tasyrik

Larangan berpuasa hari tasyrik 21, 22, 23 Juli 2021.

Hari Tasyrik adalah hari di mana umat islam dilarang berpuasa.

Hari Tasyrik jatuh setelah perayaan Idul Adha pada 20 Juli 2021.

Sehingga pada hari Rabu-Jumat, 21,22,23 Juli 2021 dilarang berpuasa.

Meski dilarang berpuasa, amalan yang bisa dilakukan adalah berdzikir dan berdoa.

Bertepatan dengan hari tersebut, jamaah haji di Makkah melaksanakan ibadah yaitu melempar jumrah.

Sementara umat Islam di seluruh dunia yang tidak berhaji melakukan penyembelihan hewan kurban.

Dalam madzhab Syafi’i- bahwa ada lima hari diharamkan puasa, yaitu hari Idul Fithri, hari Idul Adha, dan tiga hari tasyrik (11, 12, 13 Dzulhijjah).

Lima hari yang diharamkan untuk berpuasa, atas sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ

Artinya : “Hari-hari tasyrik adalah hari makan dan minum.” (HR. Muslim no. 1141)

Baca juga: Prakiraan Cuaca Kota-kota Besar Indonesia Saat Idul Adha 1442 H, Selasa 20 Juli 2021: Mamuju Hujan

Allah Ta’ala mengistimewakan hari tasyrik, karena pada hari tersebut Allah jadikan hari ini sebagai waktu istimewa untuk berdzikir sehingga Allah perintahkan kaum muslimin untuk memperbanyak dzikir di hari tersebut.

Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Hari tasyrik adalah tiga hari setelah Idul Adha (yaitu 11, 12, 13 Dzulhijjah).

Menurut Ibnu Rajab, ada rahasia di balik larangan berpuasa di hari Tasyrik.

Dahulu, ketika ketika orang-orang yang bertamu ke Baitullah karena perjalanan panjang yang dilalui.

Mereka kelelahan kemudian beristirahat setelah ihram, melaksanakan manasik haji dan umrah.

Allah mensyariatkan kepada mereka untuk beritirahat dan tinggal di Mina pada hari kurban dan tiga hari setelahnya.

Allah juga perintahkan mereka untuk makan daging sembelihan.

Di saat itulah, mereka mendapatkan jamuan dari Allah, karena kasih sayang Allah kepada mereka.

Allah mensyariatkan kaum muslimin untuk menjadikan hari ini sebagai hari makan-makan dan minum.

Agar bisa membantu mereka untuk semakin giat dalam berdzikir mengingat Allah dan melakukan ketaatan kepada-Nya.

Dan itu merupakan bentuk syukur nikmat yang paling sempurna.

Hal itu menjadikan kaum muslim diberbagai belahan dunia turut menyemarakkan ibadah yang dilakukan jemaah haji.

(TribunPalu.com/Hakim)

Artikel ini telah tayang di TribunPalu.com dengan judul Apa Itu Hari Tasyrik? Ini Amalan-amalan Sunnah dan Larangannya di 3 Hari Setelah Idul Adha

Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved