Modus Pungli Preman di Pelabuhan Lembar, Susupkan Penumpang Gelap ke Mobil Truk
Dalam beberapa hari, Polres Lombok Barat menindak 20 kasus premanisme dan pungutan liar di berbagai tempat.
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK BARAT - Dalam beberapa hari, Polres Lombok Barat menindak 20 kasus premanisme dan pungutan liar (pungli) di berbagai tempat.
Modus yang dilakukan para preman berbeda-beda.
“Sebagian besar modus parkir liar, kemudian keamanan, serta pungutan-pungutan berkedok calo atau perantara di pelabuhan,” ungkap Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Lombok Barat Iptu Iptu I Made Dharma Yulia Putra, Rabu (16/6/2021).
Seperti di Pelabuhan Lembar, Tim Puma Polres Lombok Barat mendapati pungutan liar.
Baca juga: LOWONGAN KERJA, Gaji Rp 5 Juta hingga Rp 13 Juta di Kebun Sawit Kalimantan, Simak di Sini
Modusnya, preman tersebut mencarikan kendaraan truk atau bus yang akan menuju pelabuhan Padang Bai, Bali.
Tujuannya supaya penumpang tidak membayar tiket pejalan kaki.
"Mereka mengincar korban yang akan menyeberang ke Bali, yang ditumpangkan pada kendaraan saat akan menyeberang,” benernya.

Dengan demikian, penumpang pejalan kaki tidak membeli tiket penyeberangan.
Tapi dia membayar sejumlah uang kepada oknum tersebut.
“Untuk kenyamanan masyarakat pengguna jasa Pelabuhan Lembar, ini kami tertibkan,” katanya.
Dharma Yulia Putra menegaskan, Polres Lombok Barat berkomitmen memberantas segala bentuk premanisme di Wilayahnya.
“Sesuai instruksi Kapolri, tentunya ini sangat diatensi dalam memberantas segala bentuk aksi premanisme,” ungkapnya.
Baca juga: Polemik Addendum Pengelolaan Aset Gili Trawangan, Warga Berharap Solusi Terbaik
Baca juga: Buntut Ricuh Rebutan Lubang Emas, Polisi dan Tokoh Masyarakat Tutup Tambang Liar di Sekotong
Wilayah Hukum Polres Lombok Barat sangat berpotensi terjadi aksi premanisme karena memiliki berbagai obyek vital dan pusat-pusat keramaian.
Mulai dari pelabuhan, tempat wisata, dan pusat-pusat perbelanjaan.
Tempat itu sangat rawan akan aksi premanisme dan pungutan liar.
(*)