Malam Ini Warga NTB Bisa Mengamati Gerhana Bulan Total, Simak Fase dan Waktunya
Berdasar pengamatan BMKG, jika dimungkinkan dan cuaca cerah, gerhana bulan total akan dapat terlihat dari NTB pada pukul 19.00 WITA.
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Malam ini Rabu 26 Mei 2021, warga NTB diperkirakan bisa menyaksikan penampakkan Gerhana Bulan Total atau Super Blood Moon.
Berdasar pengamatan BMKG, jika dimungkinkan dan cuaca cerah, gerhana akan dapat terlihat dari NTB pada pukul 19.00 WITA.
"Apabila cuaca cerah dan tidak banyak tutupan awan kita dapat menikmati fenomena alam ini dengan mata telanjang," kata Kepala Stasiun Geofisika Mataram Ardhianto Septiadhi, pada TribunLombok.conm, Sabtu (22/5/2021).
Untuk bisa mengamati fenomena alam langka tersebut, BMKG telah mengeluarkan fase-fase proses terjadinya Super Blood Moon tersebut.
"Untuk NTB sendiri insya Allah akan bisa diamati pada awal fase total pukul 19.09 Wita," katanya.
Baca juga: Bacaan Doa saat Melihat Gerhana Bulan Total, Lengkap dengan Panduan Salat Gerhana Malam Ini
Tujuh fase proses terjadinya gerhana bulan total, 26 Mei 2021.
Fase (P1), awal gerhana bulan mulai pukul 15.46.12 WIB , 16.46.12 WITA , 17.46.12 WIT yang melintas memotong Papua bagian tengah.
Sehingga pengamat di Provinsi Papua dapat menyaksikan seluruh proses terjadinya gerhana bulan total ini.

Fase (U1), gerhana bulan sebagian mulai pukul 16.44.38 WIB , 17.44.38 WITA ,18.44.38 3 WIT, melintas memotong Pulau Sulawesi dan Nusa Tenggara.
Sehingga pengamat di wilayah Indonesia timur, Pulau Sulawesi bagian timur dan Nusa Tenggara Timur dapat menyaksikan kejadian ini.
Fase (U2), gerhana bulan total mulai masuk pukul 18.09.21 WIB, 19.09.21 WITA, 20.09.21 WIT, melintas memotong Provinsi Riau dan Sumatera Barat.
Sehingga seluruh pengamat di Indonesia dapat mengamati awal fase totalitas ini, kecuali di sebagian Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh.
Fase puncak gerhana bulan terjadi pukul 18.18.43 WIB , 19.18.43 WITA , 20.18.43 WIT.
Dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia, kecuali sebagian kecil Riau, sebagian Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh.
Fase (U3), gerhana bulan total berakhir, pukul 18.28.05 WIB, 19.28.05 WITA, 20.28.05 WIT.
Melintas membelah Sumatera Utara, sehingga pengamat di seluruh wilayah Indonesia, kecuali sebagian Sumatera Utara dan Aceh, dapat menyaksikan fenomena ini.
Fase (U4), gerhana bulan sebagian berakhir, pukul 19.52.48 WIB, 20.52.48 WITA, 21.52.48 WIT dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia.
Fase (P4), gerhana bulan berakhir pukul 20.51.14 WIB, 21.51.14 WITA, 22.51.14 WIT dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia.
"Seluruh proses gerhana, sejak fase awal (P1) hingga fase akhir (P4) akan berlangsung selama 5 jam 5 menit dan 2 detik," kata Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG Rahmat Triyono, dalam rilisnya, Jumat (21/5/2021).
Sedangkan proses gerhana totalnya, sejak awal fase total (U2), puncak total hingga akhir fase total (U3) akan berlangsung selama 18 menit 44 detik.
Rahmat Triyono menjelaskan, gerhana bulan adalah peristiwa terhalanginya sinar natahari oleh bumi, sehingga tidak semuanya sampai ke bulan, dilihat dari bumi.
Peristiwa ini merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi matahari, bumi, dan bulan.
Hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya.
Gerhana bulan total terjadi saat posisi matahari-bumi-bulan sejajar.
Baca juga: Wilayah Indonesia yang Dapat Saksikan Gerhana Bulan Super Blood Moon, Terjadi pada 26 Mei 2021
Hal ini terjadi saat bulan berada di umbra bumi.
Akibatnya, saat puncak gerhana bulan total terjadi, bulan terlihat berwarna merah.
"Ini terkenal dengan istilah Blood Moon," jelasnya.
Karena posisi bulan saat terjadi gerhana berada di posisi terdekat dengan bumi (Perigee), maka bulan akan terlihat lebih besar dari fase-fase purnama biasa, sering disebut dengan Super Moon.
Jadi gerhana bulan total tanggal 26 Mei 2021 disebut Super Blood Moon.
"Karena terjadi saat bulan di Perigee, bulan berada di jarak terdekat dengan bumi," katanya.
Gerhana Bulan Total ini dapat disaksikan jika kondisi cuaca cerah-berawan.
Aman disaksikan masyarakat dengan mata telanjang, tanpa harus menggunakan kaca mata khusus gerhana.
Pada puncak gerhananya, di sebagian besar wilayah Indonesia posisi bulan dekat dengan horizon di bagian timur.
Sehingga memungkinkan pengamat untuk dapat mengabadikan kejadian gerhana ini dengan latar depan bangunan yang bersejarah atau ikonis.
Masyarakat yang berada di pesisir atau pinggir laut (pantai) perlu mewaspadai terjadinya pasang air laut yang lebih tinggi dari pasang normalnya.
(*)