NW Pancor dan Anjani Berdamai, Akhiri Polemik Panjang Ormas Terbesar di NTB 

Setelah cukup lama berpolemik, pengurus organisasi Nahdlatul Wathan (NW) kubu Pancor dan Anjani akhirnya bersatu.

Dok. NW
NW BERSATU: Dua pimpinan NW yakni TGB HM Zainul Majdi (tiga dari kanan) dan RTGB KH Lalu Zainuddin Atsani (dua dari kiri) foto bersama usai kesepakatan islah, di Mataram, Selas (23/3/2021). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Setelah cukup lama berpolemik, pengurus organisasi Nahdlatul Wathan (NW) kubu Pancor dan Anjani akhirnya bersatu.

Dua kubu pengurus besar organisasi kemasyarakatan (ormas) terbesar di NTB itu melakukan islah (perdamaian).  

Proses islah yang berlangsung di Hotel Lombok Astoria, Selasa (23/3/2021).

Pertemuan itu difasilitasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Republik Indonesia.

Dalam pertemuan itu ditandatangani akta kesepakatan islah antara NW pimpinan Tuan Guru Bajang (TGB) HM Zainul Majdi dan NW pimpinan Raden Tuan Guru Bajang (RTGB) KH Lalu Zainuddin Atsani.

Disepakati kedua pengurus NW memiliki kesamaan hak meneruskan perjuangan pendiri NW Maulana Syaikh TGH Zainuddin Abdul Madjid.

Pertemuan dipandu Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU) Kemenkumham Cahyo Rahadian Muzhar dan didampingi Kapolda NTB Irjen Pol H Muhammad Iqbal.

Hadir juga dalam pertemuan itu, Wakil Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Sitti Rohmi Djalillah.

Baca juga: 6 Pencuri dan Penadah Motor Diringkus Polres Sumbawa Barat, 1 Pelaku Berstatus Pelajar

Baca juga: Termakan Cemburu, Suami di Sumbawa Tebas Istri hingga Tewas

Baca juga: Dua Orang di Taliwang Kena Tebas Senjata Tajam, Tersinggung Berujung Perkelahian antar Pemuda

Serta sejumlah Pengurus Besar NW (PBNW) dari kedua kubu.

Pertemuan itu berlangsug khidmat dan penuh rasa pesaudaraan.

Kedua belah pihak saling menghargai dan saling mengakui eksistensi satu sama lain.

Terkait proses islah tersebut, TGB HM Zainul Majdi dalam pernyataan tertulisnya mengaku sangat bersyukur.

”Alhamdulillah suasananya baik. Penuh persaudaraan. Saling memaafkan. Saling menghargai. Saling mengakui,” katanya.

TGB mengaku, mereka sama-sama memiliki kesetaraan dalam meneruskan perjuangan Maulana Syaikh TGH Zainuddin Abdul Madjid.

”Saling membantu,” katanya.

Semangat itu semua tertuang dalam akta kesepakatan islah yang diteken bersama.

Sehingga sekolah, madrasah, majelis taklim, panti asuhan, dan seluruh amal usaha NW memiliki kebebasan memilih menginduk kemana, apakah ke NW atau NWDI.

”Tidak boleh ada intimidasi, persekusi, bullying, pengaduan ataupun laporan apapun terkait satu dengan yang lain,” katanya.

”Ini jalan terbaik saat ini. Semoga Allah memberi ridha-Nya,” kata TGB HM Zainul Majdi, mantan gubernur Provinsi NTB dua periode itu.

Selama ini, masing-masing kubu pengurus NW saling klaim paling berhak atas nama dan aset NW.

Mereka merupakan anak dan cucu pendiri NW sekaligus pahlawan nasional TGH Zainuddin Abdul Madjid.

Tapi hari ini menjadi sejarah baru NW, dimana kedua kubu pengurus sepakat melakukan islah.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved