Berita Mataram
Makam Korban Pembunuhan Dibongkar, Polresta Mataram Perkuat Bukti karena Pelaku Terus Menyangkal
Satreskrim Polresta Mataram dan tim forensik membongkar makam Hayatul Ulum (44), korban pembunuhan asal Lingkungan Pande Besi, Kelurahan Karang Pule
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Untuk memperkuat bukti kasus pembunuhan, Satreskrim Polresta Mataram dan tim forensik membongkar kuburan Hayatul Ulum (44), korban pembunuhan asal Lingkungan Pande Besi, Kelurahan Karang Pule, Sabtu (6/3/2021).
Proses autopsi dilaksanakan di pemakaman umum Kelurahan Karang Pule, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram.
Autopsi dipimpin dokter forensik RSUD Kota Mataram, dr Arfi Samsun.
Sekitar pukul 09.00 Wita, kuburan Hayatul Ulum dibongkar dan jenazahnya langsung diautopsi petugas.
Baca juga: Hanyut hingga 2 Kilometer, Seorang Gadis di Lombok Tengah Ditemukan Meninggal
Kepala Satuan Reskrim Polresta Mataram Kompol Kadek Adi Budi Astawa mengatakan, autopsi dilakukan untuk menambah alat bukti tentang penyebab kematian Hayatul Ulum.
Tonton Juga :
”Autopsi salah satu upaya untuk menambah alat bukti yang meyakinkan penyidik terkait sangkaan kepada tersangka,’’ ungkap Kadek.
Baca juga: NTB Dilanda 121 Gempa Bumi pada Pekan Pertama Maret
Melalui mekanisme autopsi. Ahli forensik bisa menjelaskan tentang penyebab kematian korban.
”Lukanya ada di mana dan kualitas luka yang menyebabkan kematiannya itu seperti apa,” katanya.
Proses autopsi berlangsung dua jam lebih.
Autopsi dilakukan karena tersangka terus menyangkal sehingga polisi perlu menambah bukti.
Karena autopsi bukan keahlian timnya, mereka mengundang ahli forensik untuk autopsi di makam tersebut.
Walau dua orang tersangka dalam kasus itu masih menyangkal, Kadek memastikan tidak terlalu fokus pada pengakuan mereka.
Penyidik fokus pada alat bukti dan keterangan saksi yang menguatkan korban meninggal karena dibunuh.
”Kita sudah ada keterangan ahli, surat dan petunjuk sebagai alat buktinya,” ujarnya.
Dari bukti-bukti itu, keterangan tersangka tidak diperhitungkan kembali.
Polisi sudah dapat keterangan saksi dan petunjuk kuat.
Surat keterangan yang kuat juga ada.
”Makanya ini ada dokter forensik sebagai ahli menjelaskan penyebab kematiannya,’’ katanya.
Baca juga: Terungkap Pembunuh Cewek di Hotel Kediri, Ternyata Pelanggan Prostitusi yang Tak Bayar Penuh
Dalam kasus tersebut, polisi menangkap dua orang yang diduga pelaku pembunuhan yakni IL (35), warga Lingkungan Mapak Indah, Kelurahan Jempong Baru, Kecamatan Sekarbela.
Kemudian BR (34), warga Lingkungan Pande Besi, Kelurahan Karang Pule, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram.
Tes DNA Pisau
Keduanya berbagi peran, IL sebagai eksekutor sedangkan BR mengantar atau membonceng IL saat menusuk korban dengan sebilah pisau.
Kasus ini diungkap petugas menggunakan investigasi ilmiah (Scientific Crime Investigation) atau SCI.
Tim melakukan tes DNA terhadap sebilah pisau yang digunakan pelaku.
Pisau tersebut ditemukan di rumah IL.
Untuk memastikan keterlibatan kedua pelaku, pisau yang ditemukan di rumah IL dilakukan uji forensik dan Tes DNA di Puslabfor Bareskrim Mabes Polri.
Kepolisian berusaha memastikan bercak darah di baju korbandentik dengan bercak darah dipisau milik IL, hasilnya pun identik dan cocok.
”Puslabfor menjelaskan, posisi darah ditemukan di bawah gagang pisau. Itu darah manusia. Darah bisa menempel begitu berarti ditusuk dalam sehingga bisa masuk darahnya,’’ terang Kadek.
Meski sudah mengantongi sejumlah alat bukti, pelaku masih menyangkal perbuatannya.
”Sangkalan itu sudah kita siapkan semua jawabannya. Kalau tidak komplit begini. Tidak mungkin kita berani menetapkan pelaku pembunuhan seperti ini,’’ tegasnya.
Sementara itu, dr Arfi Samsun, dokter forensik yang memimpin autopsi mengatakan, autopsi tuntas dan berhasil dilaksanakan.
Dia mengatakan, tidak ada organ dan bagian tubuh jenazah dibawa untuk diperiksa lebih lanjut.
Karena tidak ada organ tubuh yang dibawa. Jenazah Hayatul Ulum langsung dikebumikan lagi di tempat semula.
Pihaknya tinggal membuatkan hasil autopsinya, tim hanya membeirkan hasil autopsi ke penyidik.
”Tapi hasilnya sesuai dengan apa yang kami prediksi di awal. Tugas saya sudah selesai,’’ katanya.
(*)