Menyinari Buah Naga di Desa Murbaya: Solusi PLN Pulihkan Ekonomi di Masa Pandemi Covid-19
PLN melalui program MCB On Game (Goes to Agriculture Market) menyalakan kembali asa para petani.
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Hasil penjualan buah naga bertambah dua kali lipat dibandingkan kondisi di awal pandemi Covid-19, tahun lalu.
“Sebelumnya saya tidak pernah dapat Rp 1 juta sekali panen. Paling hanya Rp 400 ribu sampai Rp 500 ribu, tapi sekarang bisa sampai Rp 1 juta lebih,” tutur Kadri.
Setiap kali panen, Kadri kini bisa tersenyum puas.
Sebab sejak pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia, sektor pertanian hortikultura juga terdampak.
Harga buah naga terus anjlok. Turun perlahan dari Rp 18 ribu menjadi Rp 10 ribu. Kemudian turun menjadi Rp 8 ribu sampai Rp 5 ribu per kilogram.
Kondisi itu diperparah karena permintaan buah naga berkurang drastis selama pandemi.
”Sekarang sudah banyak menanam buah naga, mungkin itu yang membuat harganya murah,” keluhnya.
Tapi Kadri sudah tidak resah lagi. Program MCB Goes to Agriculture Market (On Game) dari PLN sedikit membantu usaha pertaniannya.
MCB On Game sendiri merupakan layanan penyediaan listrik khusus bagi pelaku usaha bidang agrikultur.
Program ini dibuat untuk membantu usaha warga yang terdampak Covid-19.
Awalnya Petani Menolak MCB On Game

Pada TribunLomok.com, Kadri menuturkan, program itu masuk ke desanya, 28 November 2020 silam.
Para petani kala itu menolak. Mereka ragu dengan MCB On Game.
Meski dijelaskan hasilnya akan lebih bagus, sebagian besar petani tidak percaya.
Maklum, metode penyinaran pohon naga masih baru di kalangan petani Desa Murbaya. Desa ini berjarak 17,4 kilometer dari Kota Mataram, ibu kota NTB.