Temui Bahan Berbahaya, BBPOM Mataram Sita Kerupuk Seharga Rp 60,7 Juta dan Terasi Rp 63,3 Juta
BBPOM di Mataram bersama tim gabungan menyita sejumlah produk pangan mengandung bahan berbahaya
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Tim menemukan 11 sampel atau 78,57 persen positif boraks.
”Seluruhnya produksi pembuat mie lokal,” katanya.
Sumber pengadaan mie basah ini ada di Selagalas, Ampenan Kota Mataram, dan Praya, Lombok Tengah.
Total Hasil Operasi
Secara keseluruhan, dari giat pengawasan selama dua pekan itu, total pedagang diperiksa 206 orang, dan 120 orang diantaranya menjual pangan mengandung bahan berbahaya.
Tim menguji 353 sampel produk pangan. Hasilnya, 191 sampel atau 54,11 persen memenuhi syarat.
”Tapi 162 sampel 45,89 persen tidak memenuhi syarat atau positif mengandung bahan berbahaya,” katanya.
Penemuan bahan berbahaya terbanyak adalah boraks sebanyak 126 sampel atau 77,78 persen.
Berikutnya rhodamin B sebanyak 36 sampel atau 22,22 persen.
”Penggunaan Boraks terbanyak pada krupuk, mie basah atau mie kuning, dan bakso,” katanya.
Sedangkan Rhodamin B paling banyak ditemukan pada produk terasi dan sebagian kecil krupuk.
”Tidak ditemukan penggunaan bahan berbahaya formalin pada produk-produk tersebut,” kata Zulkifli.
Pengawasan tersebut, kata Zulkifli, merupakan salah satu upaya melindungi masyarakat NTB dari praktek penyalahgunaan bahan berbahaya dalam pangan.
Terhadap para pedagang diberikan pembinaan. Selain itu, tim BBPOM memanggil sejumlah pihak untuk diperiksa.
(*)