Korban Pelecehan Ayah Kandung Masih Trauma, Susah Makan, dan Takut Keluar Rumah
Kondisi psikologi WM (17), siswi SMA, korban pelecehan seksual ayah kandung di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) belum pulih.
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Kondisi psikologi WM (17), siswi SMA, korban pelecehan seksual ayah kandung di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) belum pulih.
Hingga saat ini anak tersebut masih trauma berat dan masih sulit kembali ke kondisi sebelumnya.
Hal itu diungkapkan Dr Asmuni, kuasa hukum korban yang tengah mendampinginya.
Keluarga dan orang-orang terdekatnya, kata Asmuni, sangat prihatin melihat anak tersebut saat ini.
”Anak ini sangat trauma dan tidak mau makan sampai sekarang. Hanya bisa minum air, di kamar terus, tidak berani keluar rumah,” ungkap Asmuni, pada TribunLombok.com, Jumat (22/1/2021).
Melihat kondisi tersebut, ayah kandung yang jadi terduga pelaku berinisial AA (65) harus bertanggungjawab atas perbuatan bejat terhadap anaknya sendiri.
Baca juga: Sosok Wanita dalam Video Syur di Ruang Covid-19 Masih Teka-teki, Bagaimana Bisa Masuk Ruang Isolasi?
Baca juga: Sandal Tertinggal saat Mencuri, Dua Maling Lombok Barat Terciduk
Baca juga: Lompat ke Laut Bermaksud untuk Bunuh Diri, Penumpang Kapal Feri Ini Kemudian Minta Tolong
AA, diketahui merupakan eks anggota DPRD NTB lima periode dan politisi senior Partai Amanat Nasional (PAN).
Karena perbuatannya itu, PAN pun telah mengeluarkan SK pemecatan AA sebagai kander partai.
”Dunia akhirat dia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya,” tegas Asmuni.
Keluarga meminta AA dihukuman seberat-beratnya.
”Dihukuman kebiri agar menjadi efek jera bagi setiap orang yang melakukan perbuatan seperti ini,” tandasnya.
(*)