Buat Video TikTok Injak Rapor, 5 Siswi SMPN 1 Suela Lombok Timur Dikeluarkan dari Sekolah

-gara iseng buat video TikTok injak rapor, 5 siswi SMPN 1 Suela dikeluarkam dari sekolah

TribunLombok.com/Sirtupillaili
DIKELUARKAN: Tampak depan SMPN 1 Suela, Kabupaten Lombok Timur, Selasa (22/12/2020). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Gara-gara iseng buat video TikTok injak rapor, 5 siswi SMPN 1 Suela, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) dikeluarkan dari sekolah.

Dalam video tersebut, lima siswi berseragam sekolah membuang rapor ke pinggir jalan, kemudian dengan sengaja menginjak-injaknya.

Video itu mereka rekam saat perjalanan pulang, setelah pembagian rapor, Sabtu (19/12/2020).

Baca juga: Pergi Cari Rumput ke Desa Tetangga, Pria Lombok Tengah Ditemukan Tewas

Kelima siswi membuat video TikTok secara terpisah.

Mereka dengan sengaja merekam diri sambil menenteng rapor warna biru, kemudian membalikkan badan dan menginjaknya.

Ada juga yang membuang ke saluran air pinggir sawah sehingga rapor tersebut terendam dan basah.

Video singkat itu diakhiri dengan menulis nama masing-masing, sembari menunjukkan identitas diri dengan gaya "aku ne bos".

Mereka adalah siswi kelas VII berinisial SV, FA, MA, BB, dan RA.

Akibat perbuatan iseng tersebut, pihak sekolah pun geram dan mengambil sikap.

Senin pagi (21/12/2020), guru dan kepala sekolah memanggil para orang tua ke sekolah.

Selain meminta konfirmasi, pihak sekolah juga langsung bersikap mengeluarkan kelima siswi tersebut.

Ahmad Riadi Ahyar, seorang guru menjelaskan, video tersebut diunggah para siswi pada hari Sabtu pukul 12:30 Wita.

Pihak sekolah mendapatkan informasi dari siswa lainnya.

Para siswa lainnya mempertanyakan kenapa lima siswi tersebut membuat video kurang pantas.

Setelah video itu viral, banyak pihak menelpon sekolah. 

Baca juga: 5 Siswa SMP di Lombok Timur Dikeluarkan karena Video TikTok Injak Rapor: Kecewa Nilai Tak Memuaskan

Mereka semua mempertanyakan terkait video tersebut.

"Videonya menyebar di masyarakat, dari segala  kalangan," jelas guru bahasa Inggris tersebut.

Karena itu, sekolah pun melayangkan surat kepada orang tua, Minggu (20/12/2020).

Cari Sekolah Lain

Berdasarkan pertemuan sekolah dengan orang tua dan para siswi, hari Senin (21/12/2020), sekolah memutuskan mengeluarkan mereka.

"Kami tidak pecat, tapi sekolah mengembalikan mereka ke orang tua," katanya, di sekolah, Selasa (22/12/2020).

Pihak SMPN 1 Suela meminta mereka mencari sekolah lain tempat mereka belajar.

Sebab para siswa dinilai berbuat tidak pantas dan menginjak-injak rapor hasil mereka belajar.

Perbuatan itu dinilai mencemarkan nama baik institusi sekolah.

Terlebih mereka membuat video secara sadar dan sengaja.

"Videonya tak bagus dan dimasukkan ke TikTok," jelas Riadi Ahyar.

Guru dan pihak sekolah meminta mereka mencari sekolah lain.

Atau tidak lagi belajar di tempat itu.

"Sebab identias sekolah ini sudah diinjak-injak," tegasnya.

Bila orang tua sudah menemukan sekolah baru, mereka siap mengeluarkan surat keterangan.

"Bahkan rapor itu masih kita berikan ke dia, biar sekolah lain percaya bahwa anak ini pernah mengikuti ujian semester," jelasnya.

Pihak sekolah, kata Ahyar, sadar dengan konsekuensi kebijakan yang diambil.

Mereka siap mempetangjawabkannya meski banyak mendapatkan kritikan. 

Baca juga: Pengakuan Wanita Korban Tekong Lombok Timur, Dapat Fee hingga Rp 3 Juta

Orang Tua Siswa Tak Terima

Terkait kebijakan sekolah tersebut, orang tua para siswa tidak terima.

Para orang tua mengakui anak mereka salah dan meminta maaf atas itu. 

Tapi selaku orang tua, mereka tetap ingin anaknya dididik di sana.

Sanksinya mungkin bisa dalam bentuk peringatan.

"Seharusnya diberi peringatan dulu, kalau sekali dua kali dikasih peringatan tidak mau, baru dikeluarkan dari sekolah, tapi ini langsung mengambil keputusan," sesal Baiq Raihan (35), orang tua seorang siswi, di rumahnya, Selasa (22/12/2020).

Sebagai orang tua dia kecewa anaknya dikeluarkan.

Dia juga bingung dengan situasi tersebut dan merasa serba salah. 

"Soalnya anak ini kan masih dibawah umur," katanya.

Para siswi tersebut tidak tahu dampak dari perbuatannya.

"Mereka ini kan korban HP," ujarnya.

Menurutnya, anaknya melakukan itu karena belum tahu akibatnya.

Memang sang anak agak kecewa karena tidak mendapatkan juara. 

Sebab sejak SD dia kerap mendapatkan ranking tinggi.

"Intinya harusnya ada peringatan dulu, tapi kan tidak ada dari sekolah" kata warga Dusun Montong Gedeng, Desa Ketangga, Kecamatan Suela, Lombok Timur ini.

Dia sendiri tidak sempat melihat video tik tok itu, tapi setelah ribut baru dikasi lihat oleh anak pertamanya.j

Raihan juga tidak menyangka sang anak bisa membuat video semacam itu.

Ia telah menasehati sang anak agar tidak mengulangi lagi.

"Kita kasi saran supaya jangan seperti itu lagi, soalnya ini menyangkut masa depan," imbuhnya.

Dia juga merasa malu sebagai orang tua. 

Hanya saja anak-anak tersebut masih bisa dididik.

Terlebih mereka masih sangat kecil, rata-rata baru 13 tahun. 

(*) 

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved