Guru Ngaji di Lombok Timur Tergiur Buat Pabrik Sabu Karena Untung Banyak
Ustad pemilik pabrik sabu rumahan berinisial SS (45), di Kecamatan Pringgasela, Lombok Timur merupakan guru ngaji di kampungnya.
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Ustaz pemilik pabrik sabu rumahan berinisial SS (45), di Kecamatan Pringgasela, Lombok Timur merupakan guru ngaji di kampungnya.
"Dia itu dulu ngajar ngaji, abis itu, setelah jadi bandar narkoba stoplah dia ngajar ngaji," kata Direktur Resnarkoba Polda NTB Kombes Pol Helmi Kwarta Kusuma PR., S.I.K., M.H, pada TribunLombok, Senin (23/11/2020).
Karena dulu pernah mengajar ngaji, SS oleh rekan-rekannya sesama bandar dan pengedar dipanggil ustad.
Perbuatan SS memang sangat disesalkan.
Tapi menurut Helmi Kwarta, peredaran narkoba saat ini tidak kenal jenis pekerjaan dan profesi.
Seperti SS, meski dia dahulu seorang ustaz, mengajar orang-orang membaca Al-Quran, tapi tergiur juga menjadi bandar narkoba.
Itu karena keuntungan dari transaksi narkoba sangat mudah dan menjanjikan.
"Siapa yang tidak tergoda jadi bandar narkoba kalau uangnya banyak," katanya.
Misalnya, bila sekali ngajar SS hanya mendapat upah Rp 50 ribu, tiba-tiba dapat uang banyak dari jual sabu, SS pun memilih jalan pintas.
"Dapat uang banyak lupa dia," kata Helmi Kwarta.
Baca juga: Bandar dan Pengecer Narkoba Bima Dibekuk, Sempat Melawan dan Punya Senjata Api Rakitan
Baca juga: Gubernur NTB Respons Cepat Curhat Pasien di Media Sosial, Bantu Warga Lumpuh di Lombok Timur
Baca juga: Tiga Penadah Barang Curian Asal Lombok Timur Diciduk Porles Lombok Tengah
Selain membuat pabrik sabu di rumahnya, SS selama ini juga merupakan bandar narkoba.
Untuk menjalankan bisnis haram pabrik sabu rumahan, SS punya mentor pribadi.
Mentornya tidak lain adalah seorang narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Mataram yang biasa mereka panggil "Jenderal Yusuf ".
“Jenderal perannya mengontrol, ustaz membuat, dan yang lain-lainnya menjadi pengedarnya,” sebut Helmi.