6 Ribu Orang PMI Asal NTB Batal Berangkat ke Luar Negeri, Ada yang Main 'Kucing-kucingan'
Akibat pandemi Covid-19, ribuan calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) batal berangkat
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Akibat pandemi Covid-19, ribuan calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) batal berangkat.
"Ada 6 ribu orang calon PMI kita yang tidak jadi berangkat karena pandemi," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi NTB Hj Wismaningsih Drajadiah, Jumat (20/11/2020).
Sebagian besar mereka hendak berangkat bekerja ke Malaysia, Singapura, Taiwan dan beberapa negara Timur Tengah.
"Mereka pun masuk dalam data pengangguran kita," kata Wismaningsih, di ruang kerjanya.
Baca juga: Data Penerima Kartu Prakerja Tidak Jelas, Disnakertrans Provinsi NTB Surati Kementerian
Para calon PMI batal berangkat karena negara-negara tujuan penempatan menutup akses pekerja migran selama masa pandemi.
"Jadi benar-benar gak bisa berangkat," katanya.
Saat ini, hampir seluruh negara masih fokus mencegah penularan Covid-19.
Tapi dari laporan yang diterima, beberapa orang PMI yang sudah terbiasa bolak balik ke luar negeri tetap nekat berangkat.
Baca juga: Tenaga Lokal Harus Diprioritaskan, Disnakertrans NTB Petakan Kebutuhan Tenaga Kerja di KEK Mandalika
"Mereka (negara-negara) belum buka sehingga ada yang kucing-kucingan," ungkapnya.
Modus-modus yang kerap ditemukan pemerintah selama ini, biasanya calon PMI mengurus paspor dengan alasan ingin mengunjungi keluarga atau jalan-jalan.
Tapi setibanya di negara tujuan mereka kemudian bekerja.
Status mereka menjadi PMI non prosedural dan berpotensi mengalami masalah di kemudian hari.
Di masa pandemi saat ini, Disnakertrans Provinsi NTB mengendus modus-modus itu masih terjadi.
Khusus kasus-kasus PMI non prosedural di Timur Tengah, biasanya para PMI habis masa tinggal atau overstay.
Tapi tetap tinggal di Arab Saudi karena ada saudara atau majikan yang baik di sana.
"Setelah mereka habis izin tinggal/kerja mereka tetap lanjut karena ada keluarga di sana," katanya.
Wismaningsih berharap para calon PMI besabar untuk saat ini.
Tidak berangkat secara non prosedural karena sangat berisiko.
Jika negara-negara penempatan telah membuka negarnya kembali mereka pasti bisa berangkat.
Baca juga: Dinas Dikbud NTB Usulkan 16 Ribu Orang Guru Honorer Dapat BLT Rp 1,8 Juta
"Singapura kabarnya sudah mulai buka," katanya.
Selain PMI batal berangkat, sejak pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia, banyak PMI asal NTB dipulangkan dari negara tempat mereka bekerja.
Perusahaan-perusahan di sana juga tutup, perekonomian lesu sehingga para PMI juga tidak punya penghasilan.
(*)