Selain Feirsa Besari, 1.913 Orang Pendaki Gunung Rinjani Juga Diblacklist

Selain Feirsa Besari, jumlah pendaki yang Gunung Rinjani yang diblacklist cukup banyak.

Tribunlombok.com/Sirtupillaili
PANTAU PENDAKIAN: Kepala Seksi Pengelolaan Wilayah I Balai TNGR Teguh Rianto memantau aktivitas pendakian melalui layar monitor cctv di kantor Balai TNGR, Jumat (6/11/2020). 

Laporan wartawan Tribunlombok.com, Sirtupillaili

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Selain Feirsa Besari, jumlah pendaki yang Gunung Rinjani yang diblacklist cukup banyak.

Sejak Agustus hingga saat ini, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) telah mem-blacklist 1.913 orang pendaki.

“Rata-rata pelanggaran yang dilakukan overtime dan tidak melapor saat check out, mereka keluar lewat pintu yang lain,” kata Kepala Seksi Pengelolaan Wilayah I Balai TNGR Teguh Rianto, Jumat (6/11/2020).

Para pendaki yang diblacklist dikenakan sanksi tidak boleh mendaki selama 2 tahun. ”Sanksinya sama semua,” ujarnya.

Pendaki yang diblacklist banyak merupakan pendaki lokal atau warga Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Ada pula pendaki dari luar Provinsi NTB. ”Kalau dari luar kita klarifikasi by phone atau video call,” jelasnya.

Dari 1.913 orang yang diblaclist, 11 orang diantaranya telah dibuka blacklist-nya.

Sebab mereka bisa memberikan alasan yang tepat dan masuk akal saat proses klarifikasi. ”Sehingga blacklistnya bisa kami buka,” jelas Teguh.

Baca juga: Diblacklist dari Gunung Rinjani, Feirsa Besari Bisa Kembali Mendaki Asalkan Alasan Ini

Misalnya pendaki itu mengalami sakit saat mendaki. Tapi harus dibuktikan dengan surat keterangan dari fasilitas kesehatan tempat mereka dirawat.

”Tidak harus Puskesmas, tapi tempat-tempat mereka dirawat itu,” katanya.

Demikian pula ketika Feirsa Besari mengatakan, waktu pendakian mereka molor karena ada badai, tim Satgas Balai TNGR akan mengecek apakah di hari itu benar terjadi badai atau tidak.

”Kami punya cctv untuk melihatnya, apakah benar terjadi,” ujarnya.

Teguh menjelaskan, pembatasan hari pendakian berlaku sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia.

”Kalau kondisi normal sekuat dia mendaki, tidak ada batasan waktu,” katanya.

Sumber: Tribun Lombok
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved