MotoGP Mandalika 2025
ITDC-MGPA Jawab soal Kontrak Tahap Pertama MotoGP Mandalika Berakhir Tahun 2026
MotoGP Mandalika merupakan satu-satunya event balap dunia yang digelar di Indonesia saat ini dan kehadirannya terbukti memberi dampak positif.
Penulis: Sinto | Editor: Idham Khalid
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - InJourney Tourism Development Corporation (ITDC) sebagai pemilik Sirkuit Mandalika menjawab soal kontrak penyelenggaraan MotoGP Mandalika akan berakhir mulai tahun 2026.
Direktur Operasi ITDC, Troy Reza Warokka, Troy menjelaskan, MotoGP Mandalika telah dikontrak selama 10 seri atau 10 tahun oleh ITDC dan Dorna Sports.
Sejak dimulai pada 2022, baru empat seri yang berjalan dengan tahun ini. Artinya, masih tersisa enam musim lagi termasuk musim 2026 nanti.
“Keputusan untuk menghentikan event seperti World Superbike (WSBK) memang pernah kami ambil. Tapi MotoGP tidak bisa serta merta dihentikan tahun depan begitu saja,” jelas Troy di Sirkuit Mandalika, Minggu (5/10/2025) sore.
Troy, menegaskan bahwa hingga saat ini tidak ada keputusan apapun untuk meniadakan ajang balap motor bergengsi dunia tersebut.
“Tidak ada putusan itu sampai hari ini. Justru kami berpikir bagaimana MotoGP Mandalika ini bisa terus berjalan dan sustain,” ujar Troy.
Menurut Troy, MotoGP merupakan satu-satunya event balap dunia yang digelar di Indonesia saat ini dan kehadirannya terbukti memberi dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah, khususnya di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Troy menekankan bahwa setiap kali MotoGP digelar, perhatian dunia tertuju ke Mandalika. Hal ini menjadi ajang promosi besar bagi pariwisata Indonesia.
“MotoGP ini tidak hanya mendatangkan wisatawan, tapi juga membawa nama Indonesia ke panggung dunia. Pemerintah pusat dan daerah pun memberikan dukungan besar terhadap ajang ini,” katanya.
Sementara direktur utama MGPA, Priandhi Satria menyampaikan, terkait isu Dorna tak memperpanjang kontrak penyelenggaran MotoGP di Indonesia, ia tidak bisa menjawab lebih lanjut karena kontrak ditandan tangani oleh ITDC.
Baca juga: Pertamina Patra Niaga Ramaikan MotoGP Mandalika 2025 bersama UMKM Binaan
Namun dirinya mendengar bahwa kontrak akan diperpanjang hingga 10 tahun mendatang.
"Apa yang saya dengar kontraknya akan diperpanjang ya, pembicaraan dengan pemerintah Provinsi NTB dan stakeholder lainnya selama sepuluh tahun kedepan masih berlanjut lagi, Insyaallah ITDC, Pemprov dan Pemerintah pusat bisa menemukan kesepakatan untuk menjalankan ini kedepan," jelas Andhi.
Pada penyelenggaraan MotoGP Mandalika 2024 lalu, dampak ekonominya mencapai Rp 544,41 miliar.
Menurut data Kajian independen oleh Litbang Kompas mencatat bahwa kontribusi terhadap PDB nasional mencapai Rp542,9 miliar dan Rp291,9 miliar untuk PDB NTB.
Tak hanya itu, UMKM lokal mengalami peningkatan pendapatan antara 3 persen hingga 100 % serta terjadi lonjakan kunjungan ke berbagai destinasi wisata di Lombok. Sebanyak 2.750 relawan lokal juga ikut terlibat dalam penyelenggaraan, mencerminkan antusiasme dan keterlibatan masyarakat NTB.
“Yang penting sekarang kita gotong royong menyukseskan event MotoGP di Mandalika. Belum ada isu atau keputusan resmi bahwa 2026 tidak ada MotoGP. Jadi mari kita jalankan dulu yang ada dengan maksimal,” tandasnya.
Pihaknya juga menegaskan bahwa evaluasi terus dilakukan secara menyeluruh setiap tahunnya, namun selama manfaatnya besar dan kolaborasi antarpihak berjalan baik, maka MotoGP Mandalika akan terus digelar sesuai kontrak.
Sebeumnya, Chief Sporting Officer Dorna Sports Carlos Ezpeleta mengungkapkan skema kontrak perhelatan MotoGP di Sirkuit Mandalika.
Ia menjelaskan, kontrak lima tahun awal akan berakhir pada 2026 mendatang dan dapat diperpanjang lagi hingga 2031.
"Perjanjiannya hingga tahun 2031. Itu lima plus lima, dari 2022 sampai 2026 dan dari 2027 sampai 2031. Kami sedang membahas finalisasi dengan pemerintah," jelas Chief Sporting Officer Dorna Sports Carlos Ezpeleta kepada Tribun Lombok, di Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah di sela penyelenggaraan MotoGP, Jumat (3/10/2025).
Carlos mengakui sedang dalam pembicaraan dengan pihak pemerintah dan promotor agar MotoGP bisa diselenggarakan selama mungkin di Indonesia.
"Kami yakin kami akan di sini untuk Waktu yang lama," paparnya.
Setiap tahun penyelenggaraan MotoGP, promotor wajib membayar hosting fee. Carlos enggan membuka besaran nilainya apakah akan naik setiap tahun atau tidak.
Namun dia memastikan angka itu tidak jauh berbeda dengan hosting fee di Thailand ataupun Malaysia.
"Kami tidak bisa membagikan angkanya, angka fee-nya. Tapi tentu saja itu berkaitan dengan semua promotor di regional yang sama.
"Yang ingin saya sampaikan adalah kami sangat berterima kasih atas kerja sama dengan pemerintah (Indonesia) karena mereka tentu saja berkontribusi terhadap penyelenggaraannya.
"Pemerintah negara lain juga melakukan hal yang sama pada 22 seri yang kami selenggarakan.
Carlos meyakinkan perjanjian kerja sama penyelenggaraan MotoGP dapat memberikan nilai tambah terhadap event itu sendiri maupun terhadap perekonomian.
"Tapi secara spesifik, pemerintah Indonesia percaya bahwa investasi atas event ini, seiring berjalannya Waktu, akan mendapatkan lebih banyak sponsor lokal, lebih banyak penjualan tiket serta semua hal yang akan membantu.
"Kami yakin kami memberikan investasi yang terbaik bagi pemerintah (Indonesia).
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.