Bayi Usia 3 bulan di Lombok Timur Meninggal, Diduga Tidak Mendapat Pelayanan Medis

Petugas Puskesmas Sukaraja tidak berani memberikan infus kepada pasien bayi dengan alasan tidak ada dokter

Penulis: Toni Hermawan | Editor: Wahyu Widiyantoro
Istimewa
BAYI MENINGGAL - Bayi 3 bulanAhmad Al Farizi Arham disemayamkan di rumah duka, Desa Batu Nampar Selatan, Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur. Petugas Puskesmas tidak berani memberikan infus kepada pasien bayi dengan alasan tidak ada dokter sehingga bayi ditangani sendiri. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Toni Hermawan

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR -  Bayi berusia sekitar 3 bulan 22 hari  dari Desa Batu Nampar Selatan, Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur meninggal dunia.

Bayi bernama Ahmad Al Farizi Arham diduga tidak disediakan obat dan penanganan medis dari Puskemas. 

Arham terpaksa dibelikan obat sirup di puskesmas terdekat, namun kondisinya tidak membaik dan dilarikan  ke rumah sakit Keruak.

Ibunda Ahmad Al Farizi, Suriati  menceritakan, pada Jumat 5 September 2025 sekitar pukul 21.00 Wita dilarikan ke Puskesmas Sukaraja.

Namun sesampainya di sana, dia  bertemu dengan seorang petugas dan memberitahukan  tidak ada dokter dan sambil melihat matanya. 

Baca juga: Penemuan Mayat Bayi di Bawah Pohon Singkong di Praya, Polisi Buru Pelaku

Sang petugas pun tidak berani memberikan infus dengan alasan tidak ada dokter.

“Katanya gak ada dokter di sini Bu, gak bisa infus gak berani soalnya masih kecil, dia piket satu orang entah itu perawat atau apa gak tahu, itu cowok,” terang Suriati, Minggu (7/9/2025)

Setelah mendengarkan penjelasan tersebut, keluarga meminta diberikan obat berupa sirup, lagi-lagi sang petugas menjelaskan jika tidak ada sirup.

“Kalau sirup malam gak ada, kalau pagi ada Bu,” katanya menirukan ucapan petugas dimaksud.

Orang tua korban kemudian ke salah satu apotek untuk membeli obat.

“Suami saya lari dan pakai mobil pick up ke apotek, saya juga ikutan lari liat suami saya lari, tidak ada yang manggil bu, sebentar bu duduk dulu, tidak ada respons. Yang piket masuk lagi,” keluhnya.  

Pihak keluarga selanjutnya membeli obat sirup dan obat diare di apotek. Keadaan Arham membaik.

“Tenanglah, kalau gini kata ipar saya gak bisa diinfus cuman sirup aja, ya sudah ini aja lah gak usah di bawa ke Keruak (rumah sakit),” sambungya.  

Dia lantas mengeluhkan sikap petugas yang terkesan abai dan tidak ada tindak lanjut terhadap pasien.

“Kenapa gak didampingi pakai ambulans, dikasih surat dulu, suruhnya kita yang ke sana,” keluhnya.

Namun, keesokan harinya usai azan Zuhur sang anak kejang-kejang dan selanjutnya dilarikan ke rumah sakit Patuh Karya Keruak. 

Setelah mendapatkan penangan medis, Arham meninggal dunia.

“Pas anak saya masuk dilayani baik, pas datang lihat kondisi anak saya pada kumpul ada yang nelepon,” akunya.

Arham telah dimakamkan keluarga pada Sabtu 6 September 2025 sekitar pukul 17.00 Wita.

Penjelasan Pihak Puskesmas

Pihak Puskesmas Sukaraja membantah soal pasien yang tidak dilayani.

Kepala Puskesmas Sukaraja Muksan Efendi menjelaskan, hasil kronologi yang didapatkan dari piket jaga puskesmas, bayi Ahmad Al Farizi dibawa ke Puskesmas sekitar jam 21.00 Wita dengan keluhan muntah dan BAB cair.

“Setelah petugas piket periksa, kondisi anak butuh cairan. Namun karena usia baru 3 bulan dan pembuluh darah vena tipis dikhawatirkan tidak bisa terpasang jarum,” terang Muksan.

Selanjutnya pihak petugas menyarankan langsung membawa ke Rumah Sakit Patuh Karya di Keruak  untuk mendapat pemeriksaan dan penanganan lebih maksimal.

“Keluarga minta diberikan sirup karena yang dibutuhkan cairan bukan sirup sehingga petugas mengatakan tidak ada sirup di UGD,” timpalnya.

Dia melanjutkan pasien memiliki keluarga yang membuka apotek di depan Puskesmas sehingga diambilkan sirup.

Selanjutnya keluarga pamit dengan baik dari Puskesmas.

“Ternyata petugas tidak tahu kalau anak dibawa pulang oleh keluarga,” jelasnya. 

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved