Ratusan Ribu Guru Honorer Dapat Kenaikan Tunjangan Profesi di Tahun 2025
Sebanyak 227.147 guru non PNS menerima kenaikan tunjangan profesi pada tahun 2025
TRIBUNLOMBOK.COM - Ratusan ribu guru mendapatkan kenaikan tunjangan profesi dari Rp1,5 juta menjadi Rp2 juta per bulan.
Menteri Agama Nasaruddin Umar menyatakan sebanyak 227.147 guru non PNS menerima kenaikan tunjangan profesi pada tahun 2025 ini.
Dia menjelaskan kesejahteraan guru terus menunjukkan perkembangan signifikan, termasuk melalui perluasan program Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang tahun ini meningkat hingga 700 persen.
“Kesejahteraan guru makin baik. Banyak kemajuan yang sebelumnya belum pernah kita capai,” ujar Menag, dalam kegiatan Bersepeda Onthel Bersama Guru Lintas Iman, di Jakarta, Minggu (23/11/2025) dikutip dari laman resmi Kemenag.
Baca juga: Tunjangan Profesi Guru Cair November 2025, Begini Cara Cek Lewat Link info.gtk.dikdasmen.go.id
Peserta PPG Meningkat
Nasaruddin menyampaikan bahwa perbaikan kesejahteraan melalui Pendidikan Profesi Guru (PPG).
"Pengembangan PPG mencapai 700 persen. Sebelumnya kenaikannya hanya sekitar 20–30 persen per tahun. Tahun ini meningkat menjadi 700 persen,” kata Menag.
Saat ini lebih dari 102 ribu guru madrasah dan guru pendidikan agama sedang mengikuti PPG, dan totalnya mencapai 206.411 guru sepanjang 2025, naik drastis dari 29.933 peserta pada 2024.
Perluasan akses PPG kini menjangkau seluruh guru lintas agama.
“Selama ini PPG hanya diikuti guru-guru agama Islam. Sekarang kita berikan juga kepada guru Protestan, Katolik, Hindu, dan Buddha. Semua kita fasilitasi,” ucapnya.
Menag menilai kebijakan ini sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk menghapus disparitas dalam peningkatan kompetensi guru.
Guru Honerer Diangkat Jadi PPPK
Pemerintah juga memperluas jalan karier bagi para pendidik honorer.
Dalam tiga tahun terakhir, sebanyak 52 ribu guru honorer berhasil diangkat menjadi PPPK, memberikan kepastian status dan kesejahteraan yang lebih baik.
“Tidak boleh ada diskriminasi. Inilah wajah Kementerian Agama sekarang,” tutur Menag.
Menanggapi masih adanya guru madrasah yang menerima honor sangat rendah, Menag Nasaruddin menyebut bahwa sejumlah langkah perbaikan telah mulai berjalan.
“Sekarang sudah mulai ada sekolah rakyat, sekolah Garuda, dan peningkatan kesejahteraan, dan undang-undang guru dan dosen ini kita akan revisi dan nanti itu kalau terwujud," kata Menag
Menag berharap revisi undang-undang tersebut dapat menghapus kesenjangan antarlembaga pendidikan.
“Tidak boleh ada perbedaan antara dosen perguruan tinggi umum dan dosen perguruan tinggi keagamaan, begitu juga antara guru madrasah dan guru SD. Semua adalah anak bangsa, tidak boleh ada diskriminasi,” pungkasnya.
(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lombok/foto/bank/originals/menag_nasaruddin_umar_202304567.jpg)