Kelangkaan Gas LPG di Lombok Barat
Sebulan Tak Dapat Gas, Warga Beremi Lombok Barat Turunkan Paksa Tabung Gas Milik Agen di PT LME
Aksi protes dilakukan sebagai bentuk kekecewaan atas kelangkaan gas LPG 3 kilogram yang sudah berlangsung hampir satu bulan terakhir.
Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Laelatunniam
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK BARAT – Warga Dusun Beremi, Desa Babussalam, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat, menggelar aksi demonstrasi di kantor perusahaan distribusi gas LPG, PT Lombok Menara Energygas (LME), pada Selasa (16/9/2025).
Aksi protes dilakukan sebagai bentuk kekecewaan atas kelangkaan gas LPG 3 kilogram yang sudah berlangsung hampir satu bulan terakhir.
Dalam unjuk rasa tersebut, warga menuntut tanggung jawab PT LME yang mereka nilai telah menelantarkan kebutuhan dasar masyarakat.
Puncak protes warga terjadi saat mereka menurunkan paksa tabung-tabung gas LPG 3 kilogram dari truk milik agen yang datang dari sejumlah daerah di NTB. Tabung-tabung gas berisi itu langsung diambil oleh warga.
“Kita turunkan, siap kita bayar berapapun ini, kalau kita menunggu saja keluarga kita di rumah sudah mengeluh kelaparan, karena sejak pagi kita sudah tidak masak karena nggak ada gas,” ucap salah seorang pendemo di lokasi kejadian.
Ia juga menuding pemerintah seolah menutup mata terhadap kondisi ini. Padahal warga yang tinggal dekat dengan perusahaan distributor gas seharusnya menjadi prioritas dalam pemenuhan pasokan.
Senada dengan itu, Asmuni, warga asal Beremi, juga menyuarakan kekecewaannya terhadap PT LME yang dinilainya tidak peduli terhadap kondisi masyarakat sekitar.
“Ini karena kelangkaan dan kita belum bisa masak dari pagi, tapi seolah perusahaan yang juga berada di Beremi ini seolah tak peduli,” tegas Asmuni.
Ia menyebut, kelangkaan ini juga berdampak pada naiknya harga jual gas di pasaran. Warga bahkan harus membeli gas dari luar desa dengan harga mencapai Rp35 ribu per tabung, jauh di atas harga normal yang berkisar Rp20 ribu.
Baca juga: Soal Kelangkaan LPG 3 Kg di Lombok Barat, Pertamina Patra Niaga Pastikan Distribusi Sesuai Alur
Asmuni juga menyoroti perilaku para agen dan pengecer gas di Dusun Beremi yang dianggap tidak peduli dengan kondisi masyarakat.
“Ada agennya, cuman kita tidak bisa beli, mereka malah menjualnya ke masyarakat di luar desa. Kalau kita beli bahkan sering kali ditolak,” tegasnya.
Menurutnya, para agen diduga telah memiliki jaringan pembeli sendiri dari luar desa, sehingga warga lokal justru kesulitan mengakses gas subsidi tersebut.
Aksi protes ini pun menjadi pilihan terakhir warga karena kondisi sudah sangat mendesak.
“Ini masalah perut, kita sudah berapa hari ini tidak makan gara-gara nggak ada gas,” pungkasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.