Rangkaian Prosesi Maulid Adat di Bayan Lombok Utara, Wujud Kecintaan pada Nabi Muhammad SAW

Maulid Adat Bayan adalah sebuah tradisi yang menggabungkan unsur Islam dan adat lokal

|
TribunLombok.com
Ritual Menutu Padi di acara Maulid Adat Desa Karang Bajo, Bayan, Kabupaten Lombok Utara pada Senin, (10/10/2022). Maulid Adat Bayan adalah sebuah tradisi yang menggabungkan unsur Islam dan adat lokal. 

Kampu merupakan tempat yang sangat dihormati oleh masyarakat Adat Bayan. Tidak sembarang orang boleh masuk ke dalamnya.

Bahkan saat upacara adat berlangsung, warga yang ingin mengantarkan seserahan hanya boleh masuk melalui gerbang tertentu.

Kampu juga dikelilingi rumah-rumah adat yang ditempati oleh tokoh-tokoh adat yang bergelar Pembekel.

Saat prosesi Kayu Aiq, warga biasanya akan menuju Kampu melalui gerbang khusus untuk mengantarkan seserahan berupa hasil bumi, hasil ternak, dan sebagainya untuk diserahkan kepada Inen Meni.

Kemudian mereka akan mendapatkan Sembeq dari Maq Lokaq.

Sembeq sendiri adalah sebuah bentuk pemberkatan yang dilakukan oleh seorang tokoh adat dengan mengoleskan ramuan obat dari daun sirih ke kening warga atau kepala.

Mereka juga meniupkan air yang sudah dimantrai kepada benda yang dikumpulkan beserta orang yang membawanya.

Setelah proses Sembeq selesai Inen Meni akan memimpin sejumlah wanita untuk berjalan beriring membawa hasil bumi keluar dari dalam Kampu menuju lokasi Menutuq.

Menutuq adalah proses penumbukan padi secara tradisional yang dilakukan serempak oleh para wanita tersebut di sebuah tempat terbuka.

Mereka menggunakan media berupa lesung panjang dari kayu yang disebut Rantok Beleq lalu kemudian ditumbuk menggunakan tongkat bambu.

Dalam proses ini para wanita yang boleh ikut Menutuq adalah mereka yang sedang dalam keadaan suci saja atau tidak sedang datang bulan.

Pembekel Desa Adat Karang Bajo Papuq Bajang menjelaskan alasan mereka tidak mengizinkan wanita yang sedang datang bulan untuk mengikuti prosesi menutuq.

Yakni untuk menjaga kesucian semua peralatan dan bahan bahan makanan lainnya yang dipersiapkan untuk Upacara Adat.

"Sebagai bentuk penghormatan kepada Baginda Rasulullah SAW, semua warga masyarakat yang terlibat di dalam upacara perayaan beserta semua wadah yang digunakan selama prosesi kegiatan Maulid Adat berlangsung harus dijaga kesuciannya," jelas Papuq Bajang.

Papuq Bajang bukanlah nama asli, melainkan gelar kehormatan bagi tokoh adat tertentu di masyarakat Bayan.

Semua tokoh adat tidak boleh dipanggil dengan nama aslinya oleh warga, karena dianggap tidak sopan dan melanggar adat. Jika ada yang melakukannya, mereka bisa dikenai sanksi adat.

Proses Menutuq biasanya diiringi dengan tabuhan gendang dan musik gamelan khas Suku Sasak Bayan yang menciptakan suasana semarak, namun tetap sakral.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved