Doa Islami
Doa Agar Terhindar dari Pemimpin Zalim, Memohon Perlindungan untuk Negeri
Memohon perlindungan kepada Allah dari para pemimpin yang zalim merupakan bagian penting dalam doa seorang mukmin.
TRIBUNLOMBOK.COM - Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, memiliki pemimpin yang adil dan bijaksana adalah anugerah besar dari Allah SWT.
Sebaliknya, kepemimpinan yang zalim dan menyimpang dari nilai-nilai kebenaran dapat menjadi ujian berat bagi rakyat.
Oleh karena itu, memohon perlindungan kepada Allah dari para pemimpin yang zalim merupakan bagian penting dalam doa seorang mukmin.
Sebagaimana diajarkan dalam ajaran Islam, doa bukan hanya untuk keselamatan pribadi dan keluarga, tetapi juga untuk kebaikan negeri secara keseluruhan, termasuk agar negara dipimpin oleh orang-orang yang amanah, bukan mereka yang menyalahgunakan kekuasaan.
Doa agar Terhindar dari Pemimpin Zalim (QS. Al-Qashash: 17)
Salah satu doa yang diajarkan Al-Qur’an untuk meminta perlindungan dari kekuasaan yang dzalim terdapat dalam Surat Al-Qashash ayat 17. Ayat ini merupakan doa Nabi Musa AS saat bertekad tidak akan berpihak kepada orang-orang yang berbuat kejahatan.
رَبِّ بِمَا أَنْعَمْتَ عَلَيَّ فَلَنْ أَكُونَ ظَهِيرًا لِّلْمُجْرِمِينَ
Rabbi bimā an‘amta ‘alayya fa lan akūna ẓahīran lil-mujrimīn
Artinya: "Ya Tuhanku, berkat nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, aku sekali-kali tidak akan menjadi penolong bagi orang-orang yang berdosa." (QS. Al-Qashash: 17)
Ayat ini mencerminkan tekad untuk tidak berkompromi atau mendukung kezaliman, serta menjadi doa agar kita dan negeri ini dijauhkan dari kepemimpinan yang mencelakakan umat.
Doa Agar Negeri Diberi Keamanan (QS. Al-Baqarah: 126)
Selain memohon dijauhkan dari penguasa zalim, umat Islam juga diajarkan untuk memanjatkan doa agar negeri ini dilimpahi keamanan dan keberkahan, sebagaimana tertuang dalam doa Nabi Ibrahim AS.
رَبِّ ٱجۡعَلۡ هَـٰذَا بَلَدًا ءَامِنࣰا
Rabbi j‘al hādzā baladan āminan
Artinya: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman …" (QS. Al-Baqarah: 126)
Doa ini menjadi dasar spiritual penting bagi siapa pun yang menginginkan ketenangan dan stabilitas di tanah airnya, jauh dari kerusuhan, kekacauan, dan kepemimpinan yang menyengsarakan rakyat.
Hadis Tentang Pemimpin Zalim
Dalam sejumlah hadis disebutkan bahwa para pemimpin zalim bertindak menasehati di forum-forum, namun mereka culas setelah keluar dari forum.
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya akan datang di tengahtengah kalian para pemimpin sesudahku, mereka menasihati orang di forumforum dengan penuh hikmah, tetapi begitu turun dari mimbar mereka berlaku culas, hati mereka lebih busuk daripada bangkai. Barangsiapa yang membenarkan kebohongan mereka dan membantu kesewenang-wenangan mereka, maka aku bukan lagi golongan mereka dan mereka bukan golonganku dan tidak akan dapat masuk telagaku. Barangsiapa yang tidak membenarkan kebohongan mereka dantidak membantu kesewenang-wenangan mereka, maka ia adalah termasuk golonganku dan aku termasuk golongan mereka, dan mereka akan datang ke telagaku.” (HR. at-Thabrani).
Rasulullah juga menggambarkan para pemimpin zalim sebagai orang yang membahayakan dan dapat menyesatkan umatnya seperti Dajjal.
Rasulullah bersabda, “Selain Dajjal ada yang lebih aku takuti atas umatku, yaitu para pemimpin yang sesat.” (HR Ahmad).
Untuk itu, Rasulullah menganjurkan kepada umatnya untuk berjihad kepada para pemimpin zalim.
“Seutama-utamanya jihad adalah menyampaikan kebenaran dengan kalimat yang benar kepada penguasa yang dzalim.” (HR Ibnu Majah).
Kriteria Pemimpin Zalim
Dalam skripsi berjudul Hukum Ketaatan Kepada Penguasa Dzalim menurut Ibnu Taimiyah oleh Luluk Husnawati, mahasiswi konsentrasi Ketatanegaraan Islam, program studi Jinayah Siyasah, Fakultas Syariah dan Hukum di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015, disebutkan kriteria seorang pemimpin, yaitu orang yang mempunyai wewenang dan hak untuk mempengaruhi orang lain, menjadi zalim.
1. Merugikan orang lain/menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya
Pemimpin yang zalim yaitu orang yang bertindak merugikan orang lain atau menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya.
2. Kurang ilmu pengetahuan/bodoh
Pemimpin zalim yaitu orang yang memiliki ilmu pengetahuan yang kurang, sehingga membuatnya tidak dapat berpikir keras/menggali ilmu untuk menghadapi akibat dari kebijakan yang diambilnya.
3. Fasiq
Fasiq atau berdoa merupakan kriteria pemimpin zalim yang melanggar perintah dan larangan Allah.
4. Kurangnya kemampuan fisik
Kekurangan fisik seperti kurangnya kemampuan pancaindera, mulai dari pendengaran, lidah, penglihatan dan sebagainya dapat membuat seorang pemimpin menjadi zalim karena ketidakmampuannya melaksanakan tugas dan menangkap informasi/menjalankan kebijakan dengan benar.
5. Takut/ragu mengambil keputusan
Seorang pemimpin yang takut dan bimbang dalam mengambil keputusan dapat menciptakan kebijakan pemerintah yang kacau, sehingga menimbulkan kelemahan pada kepemimpinannya.
6. Lemah dalam pertahanan
Pemimpin yang memiliki sikap lemah dapat mengancam pertahanan rakyat dan membuat stabilitas negara berantakan, misalnya pemimpin yang penakut dan tidak punya pendirian dalam peperangan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.