Sebagai bentuk penguatan ekonomi lokal, program MBG sudah melibatkan 66 mitra BGN dalam pengelolaan logistik dan penyediaan layanan. Terdiri dari 21 UMKM, 7 CV, dan 38 yayasan.
Di sisi suplai bahan pangan, 328 supplier telah bekerja sama, termasuk UMKM, koperasi, dan BUMDes.
“Kami memastikan bahan yang masuk memenuhi standar gizi dan keamanan pangan,” tegasnya.
Pemerintah Provinsi NTB terus mendorong kolaborasi lintas sektor dalam mewujudkan keberlanjutan program ini.
Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal melalui jajarannya, telah menginstruksikan agar penguatan ekosistem MBG tidak hanya berhenti pada distribusi, tetapi juga pada pengelolaan pangan lokal, pelibatan petani dan nelayan, serta edukasi gizi masyarakat.
“MBG adalah jalan menuju keadilan gizi, sekaligus penggerak ekonomi rakyat. Kita ingin generasi NTB ke depan lahir dari rahim yang sehat, tumbuh dengan gizi yang baik, dan belajar dengan tenaga penuh,” tutup Dr. Aka.
(*)