Berita Lombok Timur

Keluarga PMI di Desa Borok Toyang Ikuti Pelatihan Pengembangan Usahan Mikro

Penulis: Toni Hermawan
Editor: Wahyu Widiyantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PELATIHAN USAHA - Sebanyak 25 keluarga Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Desa Borok Toyang, Kecamatan Sakra Barat, Kabupaten Lombok Timur, mengikuti Pelatihan Pengembangan Usaha Mikro Senin, 7 Juli 2025. Pelatihan bertujuan untuk mendorong keluarga PMI agar dapat memulai usaha kecil secara mandiri di kampung halaman.

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Sebanyak 25 keluarga Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Desa Borok Toyang, Kecamatan Sakra Barat, Kabupaten Lombok Timur, mengikuti Pelatihan Pengembangan Usaha Mikro Senin, 7 Juli 2025. 

Pelatihan ini merupakan hasil kolaborasi strategis antara Yayasan Advokasi Buruh Migran Indonesia (ADBMI), Lembaga Sosial Desa (LSD) Borok Toyang, serta didukung penuh oleh mahasiswa Kuliah Kerja Partisipatif (KKP) dari UIN Mataram.

Kegiatan ini diikuti oleh peserta dari delapan dusun berbeda. Pelatihan bertujuan untuk mendorong keluarga PMI agar dapat memulai usaha kecil secara mandiri di kampung halaman, terutama setelah anggota keluarga mereka kembali dari bekerja di luar negeri.

Selama pelatihan, para peserta tidak hanya dibekali inspirasi, tetapi juga keterampilan praktis, seperti cara menemukan ide bisnis yang sesuai dengan kondisi lokal, strategi pemasaran sederhana namun efektif, hingga teknik dasar pengelolaan keuangan rumah tangga. Pelatihan berlangsung dengan suasana santai dan menyenangkan, dipandu oleh tiga fasilitator lulusan Training of Trainers (ToT) ADBMI yang telah berpengalaman memberikan materi secara komunikatif dan partisipatif.

Baca juga: Tidak Puas dengan Disnaker, ADBMI Pilih Curhat Masalah Buruh Migran ke Damkar Lombok Timur

Mahasiswa KKP turut berperan aktif dalam mendampingi peserta dan memperkuat pendekatan berbasis komunitas. Kolaborasi ini menjadi bukti bahwa sinergi antara lembaga advokasi, organisasi lokal, dan dunia pendidikan mampu menciptakan program pemberdayaan yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.

“Kami ingin keluarga PMI tidak hanya menjadi penerima remitansi, tapi juga pelaku ekonomi mandiri yang bisa menentukan masa depan mereka sendiri,” ujar Fauzan, pendamping lapangan ADBMI.

Beberapa peserta pelatihan bahkan telah menyusun rencana konkret untuk memulai usaha seperti produksi makanan olahan, jasa menjahit, atau kerajinan rumah tangga. Pelatihan ini menjadi langkah awal yang strategis dalam menciptakan kemandirian ekonomi berkelanjutan di tingkat desa.

Dengan semangat kolaborasi, pelatihan ini diharapkan membuka jalan bagi transformasi sosial-ekonomi yang lebih luas di kalangan keluarga PMI di Lombok Timur.

(*)

 

Berita Terkini