TRIBUNLOMBOK.COM - Pulau Lombok juga punya satu lagi sajian khas yang tak kalah menggoda Sate Pusut.
Sekilas mirip dengan sate lilit khas Bali, sate pusut memiliki ciri khas tersendiri yang membuatnya unik dan digemari banyak orang.
Sate ini terbuat dari daging sapi yang digiling, dicampur dengan kelapa parut dan bumbu khas Lombok, lalu dililitkan pada tusuk bambu pipih.
Proses pemanggangan menggunakan bara arang kayu menghasilkan aroma asap yang menggugah selera dan rasa yang autentik.
Sate Pusut vs Sate Lilit
Jika dibandingkan, ukuran sate pusut lebih besar dari sate lilit. Namun soal rasa, keduanya sama-sama nikmat.
Sate pusut memiliki tekstur daging yang lembut, gurih, dan sedikit pedas—cocok disantap bersama nasi putih, sambal, plecing kangkung, atau bahkan lontong khas Lombok seperti bulayak.
Cita Rasa Tradisional yang Melegenda
Di Lombok, salah satu tempat yang terkenal menyajikan sate pusut adalah Warung Sate Rembiga Hj Napisah di Jalan Jenderal Sudirman, Kota Mataram.
Di sana, sate pusut dibakar perlahan di atas bara api sambil diolesi minyak agar tidak lengket, menghasilkan aroma khas yang membuat siapa pun tergoda.
Menurut Jumiati Hafid, penerus usaha keluarga ini, kunci kelezatan sate pusut terletak pada pemilihan daging segar dan racikan bumbu rahasia warisan keluarga.
Awalnya, sate pusut hanya disajikan pada acara-acara besar seperti pernikahan, syukuran, Maulid Nabi, dan Lebaran.
Namun sekarang, kamu bisa menemukannya di berbagai rumah makan dan warung makan pinggir jalan di Lombok. Harganya pun cukup terjangkau, mulai dari Rp15.000–Rp35.000 per porsi berisi 12 tusuk sate.