TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) memastikan tidak ada lagi antrean panjang truk pengangkut sapi di Pelabuhan Gili Mas, Lombok Barat.
Kepala Dihub NTB Lalu Moh. Faozal, mengungkapkan, sebanyak 8.000 lebih sapi milik peternak asal Bima, Kota Bima, Dompu dan Sumbawa, berhasil diberangkatkan dari Lombok menuju Pulau Jawa di hari terakhir, Kamis (24/4/2025). Praktis, sudah tak ada lagi antrean truk sapi.
Keberhasilan mengurai kepadatan truk sapi di Pelabuhan Gili Mas, lanjut Fauzal, tak lepas dari peran Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal yang brgerak cepat menghubungi Gubernur Bali, I Wayan Koster.
"Ya, sangat terbantu betul kita setelah Pak Gubernur Bali mengizinkan truk ternak melintas di daratan Pulau Bali," kata Faozal dalam keterangan yang diterima, Jumat (25/4/2025).
Dijelakan, berdasarkan data yang diperoleh sejak tanggal 4-24 April 2025, total keseluruhan ternak yang sudah diberangkatkan sebanyak 8.000 ekor. Angka itu didapatkan sesuai dengan pencatatan Dishub NTB di lapangan.
Pada tanggal 9-25 April 2025, tercatat 11 kali muat kapal dengan jumlah kendaraan pengangkut total 272 kendaraan truk atau tronton. Sementara, di Pelabuhan Lembar, terdata 32 kali muat kapal dengan jumlah total 90 kendaraan pengangkut dan total 1.200 ternak sapi terangkut menuju Pelabuhan Padangbai.
Sampai pada hari ini, Real-Time Kinematic (RTK) di Pelabuhan Gili Mas tersisa sebanyak 24 truk pengangkut sapi. Sedangkan pada Terminal Segenter terdapat sisa 4 truk/tronton.
"Total keseluruhan ternak yang sudah terangkut sejumlah 8000 ternak," ucap Faozal.
Baca juga: Lima Hari Tertahan di Gili Mas, Peternak Sapi Bima Terjepit Ongkos dan Ancaman Kerugian
Dengan keberangkatan terakhir, tambahnya, keseluruhan ternak sudah menuju Pulau Jawa. Ia pun terus berkoordinasi dengan Dishub Provinsi Bali.
"Terima Kasih untuk dukungan Bapak Gubernur Bali dan Bapak Kepala Dishub," tutupnya.
Sebelumnya, puluhan truk pengangkut sapi menumpuk di Pelabuhan Gili Mas, Kabupaten Lombok Barat, sejak Sabtu (19/4/2025). Akibatnya sejumlah sapi mati karena mengalami dehidrasi dan penurunan imun tubuh.
Antrean tesebebut akibat minimnya armada kapal yang membawa sapi Pulau Jawa.
(*)