Truk Sapi Antre di Gili Mas

Peternak NTB Tolak Jalur Padangbai, Biaya Membengkak hingga Sapi Terancam Mati Jadi Alasan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRUK PENGANGKUT SAPI - Sejumlah sopir hingga peternak sapi di Pelabuhan Gili Mas hingga kini masih tertahan dan menunggu jadwal keberangkatan, Rabu (23/4/2025). Upaya Iqbal mengalihkan rute penyebrangan dikeluhkan sejumlah peternak lantaran akan menambah beban para peternak.

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK BARAT - Para peternak sapi  yang masih tertahan di Pelabuhan Gili Mas merespon upaya Gubernur NTB, Lalu Muhammad Iqbal membuka jalur lintas Padangbai guna mengurai penumpukan.

Upaya Iqbal ini dikeluhkan sejumlah peternak hingga sopir lantaran akan menambah ongkos yang justru membebani para peternak hingga sopir.

Salah seorang peternak asal Bima, Hermansyah menyinggung soal tambahan ongkos yang harus dikeluarkan yang ditaksir mencapai Rp2 juta lebih.

“Kebijakan ini menurut kami tidak membantu sama sekali, jutru kami akan rugi banyak lantaran tambahan ongkos yang harus kami keluarkan sendiri, kalau ditaksir bisa di atas Rp2 juta,” ucap pria asal Solosia Kecamatan Bolo Kabupaten Bima itu saat ditemui di Pelabuhan Gili Mas, Rabu (23/4/2025).

Yang diminta para petani saat ini lanjut dia, adalah tambahan armada yang ada di Pelabuhan Gili Mas.

Jalur lintas lain yang coba dibuka oleh Gubernur Iqbal dianggap tidak menjadi solusi, lantaran biaya hingga waktu ekspedisi justru akan bertambah banyak dan panjang.

Baca juga: Puluhan Truk Pengangkut Sapi Tertahan di Pelabuhan Gili Mas, Gubernur NTB Lalu Iqbal Panggil 3 OPD

Dikalkulasikannya, jika melalui Padangbai, para sopir harus merogok kocek lebih banyak imbas perjalanan yang cukup panjang yang harus dilewati yakni dari Pelabuhan Lembar ke Pelabuhan Padangbai saja memakan waktu sekira 4 jam perjalanan.

“Belum lagi perjalanan dari Padangbai ke Tanjung Perak yang memakan waktu hingga 11 jam perjalanan, sampai ke Jakarta ini akan memakan waktu lama,” katanya.

Dengan kebijakan ini lanjut dia, bukan untung yang kan diterima peternak, justru para peternak akan mengalami kerugian yang cukup signifikan.

Ditambah para peternak juga mengkhawatirkan sapi yang dibawanya sewaktu waktu bisa mati lemas lantaran panjang dan lamanya perjalanan yang ditempuh.

“Apalagi jika dalam perjalanannya nanti kami juga akan antre lagi di sejumlah pelabuhan kan sama saja, lebih baik ditambah armada kapal saja di Pelbahuna Gili Mas,” pungkasnya.

Ditempat yang sama, salah seorang sopir truk pengangkut sapi asal Bali, I Made Budarsana mengaku ogah jika harus mengubah rute perjalanan menuju Bali.

Disebutkannya, keuntungan dari pengantaran dari pelabuhan Gili Mas saja tidak seberapa didapatkannya lantaran harus dibagi lagi dengan bos pemilik truk.

“Apalagi kalau kita ambil rute Bali, makin panjang lagi, dengan begitu makin banyak lagi dong biaya perjalanan yang harus kami tanggung,” katanya.

Baca juga: Gubernur Iqbal NTB Sidak Balai Karantina Pototano, Turun Tangan Atasi Krisis Pengiriman Sapi

Halaman
12

Berita Terkini