Berita Lombok Tengah

Warga dan Dokter RSUD Praya Sepakat Berdamai Usai Sempat Bersitegang

Penulis: Sinto
Editor: Idham Khalid
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MEDIASI - Mediasi antara Ruslan dan dr. Hery yang dihadiri oleh sejumlah pihak di Ruang Rapat Direktur RSUD Praya Lombok Tengah, Kamis (28/2/2025). Keduanya sepakat berdamai sehingga tidak membawa persoalan tersebut ke ranah hukum.

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Warga asal Desa Pengembur Lombok Tengah, Ruslan akhirnya meminta maaf sekaligus berdamai dengan dokter umum RSUD Praya Lombok Tengah dr. Hery.

Ruslan juga dipastikan telah menghapus unggahan di facebook pribadinya @Lan Adj yang sebelumnya sempat membuat narasi diduga bernada pelecehan.

Aksi marah-marah serta membanting dokumen rekam medik yang diuggah di akun  @Lan Adj  itu sempat viral dan menjadi perhatian publik.

Bukan hanya Ruslan, dr. Hery juga meminta maaf balik kepada Ruslan atas kejadian yang diduga membuat tersinggung keluarga pasien. 

Antara dr. Hery dan Ruslan keduanya sepakat berdamai sehingga tidak membawa persoalan tersebut ke ranah hukum. 

Mediasi antara Ruslan dengan dr. Hery dihadiri oleh berbagai pihak di Ruang Rapat Direktur RSUD Praya Lombok Tengah, Kamis (28/2/2025). 

Mediasi dipimpin oleh Dokter Yudha Permana dan dihadiri oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Lombok Tengah, manajemen RSUD Praya, dan gerakan pemuda Ansor Lombok Tengah sebagai pendamping Ruslan. 

"Atas nama keluarga besar pasien, kami minta maaf atas reaksi yang salah," kata Ruslan menyesali perbuatannya. 

Ruslan menyadari narasi dalam video yang tersebar di media sosial mencederai hati dan profesi dokter. Atas dasar itu, pihaknya kembali mengutarakan permintaan maaf karena sudah memviralkan hal yang berdampak terhadap citra RSUD Praya.

Ruslan mengaku terpancing emosinya karena memang tidak nyaman dengan pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan dr. Heri, yang disebutnya sedikit kurang ramah.

Dalam kesempatan itu, dr. Hery juga meminta maaf apabila terkesan banyak bertanya walaupun itu bagian dari anamnesis.

"Mungkin ada kata yang menyinggung, kami minta maaf," kata Heri.

Pimpinan Mediasi, Dokter Yudha Permana mengatakan, intinya pada mediasi tersebut tidak mencari benar dan salah namun berpijak dari sama-sama salah. 

Baca juga: Direktur RSUD Praya Respon Pasien Meninggal Karena Full Bed, Sebut Telah Sesuai SOP

Dikatakan Yudha, poin paling penting dalam pertemuan tersebut ialah, keduanya sama-sama saling menghargai baik keluarga pasien maupun dr sebagai pelayanan medis. 

"Cuma harus mengakui permintaan maaf. Sebenarnya tidak lagi menyinggung masalah kronologis namun yang diinginkan oleh teman-teman IGD adalah permintaan maaf karena memviralkan itu," kata Yudha.

"Oleh karena itu mereka meminta permohonan maaf dari pak Ruslan yang permohonan maaf ini disiarkan (diberitakan). Dan Alhamdulillah Pak Ruslan menerima (permintaan maaf)," jsambung Yudha. 

Yudha juga mengapresiasi sikap dr. Hery yang meminta maaf kepada keluarga pasien Ruslan atas dugaan kalimat yang buat tersinggung keluarga pasien.

Lebih lanjut Dokter Yudha menerangkan, Ruslan meminta maaf dengan tulus dan ikhlas atas kejadian tersebut termasuk tidak mengulangi lagi. 

Dokter Yudha menyebutkan, keduanya sama-sama saling menerima permohonan maaf dan memastikan tidak akan ada saling lapor melapor karena akan panjang dan melelahkan. 

Kabid PPSD RSUD Praya Ns Rohadi juga menyampaikan permohonan  mohon maaf apabila dari tenaga kesehatan secara langsung maupun tidak langsung dalam bekerja tidak sesuai dengan harapan masyarakat.

Pihaknya berharap segala aduan dapat ditempuh sesuai mekanisme. Terlebih, di RSUD Praya terdapat kehumasan, nomor aduan/barcode, dan kanal yang bisa diakses secara online.

"Jangan begitu komplain, langsung ekspose kemana-mana. Kami tidak anti kritik. Kami sangat menerima masukan dan kritikan. Kalau mau komplain, mari sesuai koridor. Profesi dokter harus dihargai. Bukan begitu cara komplain," tegas Rohadi.

Perwakilan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Lombok Tengah dokter Ade Irma sangat menyayangkan kejadian yang viral di media sosial. 

"Teman-teman panas dengarnya. Tapi semua sudah terjadi. Harapannya bisa saling mengerti antara pelayan dan masyarakat yang dilayani," ucap dokter Ade 

Menurut dia, kesalahpahaman cenderung terjadi saat proses gawat darurat. Dokter Ade menegaskan anamnesis atau proses pengumpulan data medis merupakan bentuk dari pelayanan.

"Dokter bertanya itu juga bagian dari pelayanan. Informasi itu menunjukkan kemana arah diagnosis pasien itu sendiri. Secara teori, 70 Sampai 80 persen penyakit diketahui dari proses anamnesis. Itu yang harus dipahami," beber dokter Ade.

IDI berharap ke depannya RSUD Praya menyiapkan lokasi tertentu sebagai wadah diskusi antara masyarakat dengan pihak rumah sakit.

"Jangan sampai masyarakat berhadapan dengan petugas. Jangan sampai hal serupa terulang lagi. Harapan kami profesi dokter ini dihargai. Kami selaku dokter terus berupaya melayani masyarakat semaksimal mungkin dan kami sudah disumpah untuk itu," tegas dokter Ade.

Baca juga: VIRAL Video Keluarga Pasien Diduga Lecehkan Profesi Dokter RSUD Praya Lombok Tengah

"Jangan karena kesalahan profesi kami dihujat. Teman-teman dokter garda terdepan. Kasihan sudah capek melayani terus direndahkan banyak orang. Lebih parah lagi di-update ke medsos," ujar dokter Ade menambahkan.

Ketua Komite Medik dokter I Gusti Nyoman Sutama menegaskan harus ada perlindungan terhadap dokter. Dia menegaskan kenyamanan dokter harus dijamin pihak rumah sakit.

"Jika ada ada persekusi atau intimidasi, harus diselesaikan," ungkap dokter Sutama.

Dokter spesialis kandungan itu pun menyesalkan reaksi dari keluarga pasien. Dia menilai memojokkan dokter di medsos itu tidak bagus. 

"Jika anak buah saya salah, silakan komplain di kanal resmi. Tidak Dengan cara itu," tutur dokter Sutama.

Kendati demikian, pihaknya berharap persoalan tersebut dapat diselesaikan secara kekeluargaan. Dokter Sutama pun tidak setuju lapor melapor.

Direktur RSUD Praya dokter Mamang Bagiansyah saat dihubungi terpisah mengapresiasi prosesi islah ini. 

"Memang cara-cara ini yang sering kami lakukan. Ini adalah upaya yang kami lakukan untuk selesaikan masalah," kata dokter Mamang.

Pihaknya menyadari bahwa sebetulnya pihak rumah sakit memiliki hak untuk menempuh jalur hukum, tetapi tentu banyak pertimbangan.

"Mediasi adalah yang terbaik. Karena rumah sakit juga sedang berbenah, tentu banyak juga kelemahan. Kami berharap peristiwa seperti ini tidak terulang lagi," harap dokter Mamang.

Sebagai Informasi, kritik dan saran di RSUD Praya bisa menggunakan kanal resmi yang saat ini mudah diakses. Salah satunya di setiap fasilitas di rumah sakit sudah tersedia barcode yang bisa di-scan untuk terhubung di media informasi komunikasi yang di dalamnya ada kanal pengaduan. Terdapat dokter yang stanby 24 jam. 

(*)

Berita Terkini