Kegiatan ini merupakan bagian dari program Sosial Media 4Peace, yang didukung UNESCO, Wikimedia, Wiki Foundation, dan Uni Eropa.
Ketua Yayasan Pedalangan Wayang Sasak, Abdul Latief Apriaman menyatakan bahwa kegiatan pertunjukan wayang botol ini adalah bagian dari gerakan literasi Sibaturta (Simak, baca, tulis, tutur, dan tayang), sebuah gerakan literasi melatih kemampuan menyimak, membaca, menulis dan bertutur, serta kemampuan menayangkan konten-konten baik di media sosial,
"Era digital mengharuskan setiap kita, termasuk kalangan pelajar untuk terliterasi," kata Latief. "Para pelajar adalah aktor potensial gerakan Bersama Melawan Hoax."
Sekolah Pedalangan Wayang Sasak dan Prodi Sendratasik UNU NTB saat ini telah membangun kesepahaman untuk bersama menjalankan kegiatan literasi digital Sibaturta di kalangan pelajar.
Kaprodi Sendratasik UNU NTB Wahyu Kurnia mengatakan, saat ini Sibaturta sudah disosialisasikan ke 36 Sekolah di Kota Mataram.
"Alhamdulillah sebagian sudah menerima dan menjalankannya, menggunakan media wayang Botol," urainya.
Kepala SMA Darul Hikmah Mataram Ahmad Zaini mengatakan pertunjukan wayang Botol sejalan dengan program Program Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
"Dengan kegiatan ini anak-anak kami belajar bijak dalam bermedia sosial, belajar tentang budaya, serta belajar menangani sampah plastik," kata Zaini.
"Semoga pengalaman kami ini bisa dilaksanakan oleh sekolah-sekolah lainnya."
(*)