Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Pemerintah kabupaten (Pemkab) Lombok Tengah optimis target Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun 2024, Rp 380 miliar bisa tercapai.
Angka target PAD optimis terkejar, mengingat mengingat hingga bulan Nobemver sudah tercapai 95,8 persen.
Bupati Lombok Tengah, Lalu Pathul Bahri, mengatakan, capaian ini merupakan hasil kolaborasi dari semua pihak, termasuk juga kesadaran masyarakat dalam membayar pajak.
"Peroleh PAD ini untuk pembangunan Lombok Tengah kedepan lebih baik, sehingga kami menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang bekerja sama," jelasnya kepada Tribun Lombok di Praya, Kamis (5/13/2024).
Realisasi PAD Lombok Tengah pada 2023 juga mencapai 95,73 persen dari target pendapatan daerah Rp 2.379.733.150.308,00, sehingga jika dibandingkan dengan realisasi PAD 2024 ini ada penambahan PAD Lombok Tengah.
Dikatakannya, realisasi PAD tersebut bersumber dari pajak penerangan jalan umum (PJU), pajak hotel, restoran, pajak PBB, BPHTB dan retribusi parkir dan sumber PAD lainnya.
"Dengan sisa satu bulan ini, kami optimis realisasi PAD Lombok Tengah bisa lebih dari 95 persen," jelas Lalu Pathul.
la mengatakan faktor peningkatan realisasi PAD Lombok Tengah 2024 ini merujuk hasil kolaborasi semua pihak, termasuk pelibatan kepala dusun dalam penagihan pajak bumi dan bangunan.
Baca juga: Soal Hosting Fee MotoGP Mandalika, Pathul Bahri Sebut Harus Disepakati dengan DPRD
Dikatakan Pathul, realisasi PAD tersebut bersumber dari pajak penerangan jalan umum (PJU), pajak hotel, restoran, pajak PBB, BPHTB dan retribusi parkir dan sumber PAD lainnya.
"Dengan sisa satu bulan ini, kami optimis realisasi PAD Lombok Tengah bisa lebih dari 95 persen," ungkapnya.
"Pelibatan Kadus dalam penarikan pajak PBB ini cukup signifikan, karena sebelumnya sedahan itu bisa menagih ke banyak masyarakat. Karena dilibatkan Kadus sehingga semakin sedikit yang ditagih ya sekitar 200 orang," sambungnya.
Pathul juga mengklaim, bahwa inovasi melibatkan Kadus dalam menagih pajak ini baru dilakukan di Lombok Tengah dan diyakini sebagai satu-satunya di Indonesia.
(*)