Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Suhu politik Pemilihan Gubernur Nusa Tenggara Barat (Pilgub NTB) kian memanas, kabar terkait munculnya dua pasang calon atau 'head to head' mulai dimunculkan oleh sejumlah pihak.
Pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram Dr Ihsan Hamid mengatakan, peluang munculnya dua poros pasangan calon pada Pilgub NTB sangat mungkin terjadi.
Namun untuk membuat dua poros tentu tidak mudah, pasalnya membutuhkan ongkos yang besar untuk mewujudkan itu.
"Membutuhkan ongkos dan energi besar, yang pasti membutuhkan persetujuan elit di Jakarta," kata Ihsan, Jumat (19/7/2024).
Ihsan mengatakan, peluang tiga dan empat poros juga tidak menutup kemungkinan terjadi, pasalnya masih ada tiga partai dengan jumlah kursi terbanyak belum menentukan sikap politiknya.
Diantaranya Partai Golkar dengan 10 kursi, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) enam kursi dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tujuh kursi.
Akademisi UIN Mataram menyebut dua minggu kedepan bakal terlihat peluang terbentuknya dua atau tiga poros dalam Pilgub NTB.
"Sikap dua tiga partai peraih suara dominan akan menjadi penentu terbentuknya tiga empat poros," jelasnya.
Variabel penentu terbentuknya poros-poros dalam Pilgub NTB ditentukan oleh koalisi masing-masing partai politik, selain itu modalitas, komposisi calon, peluang sosiologis dan geopolitik juga menjadi variabel penting. Sampai saat ini jumlah bakal paslon Pilgub NTB masih berkutat pada empat paslon.
Diantaranya, Lalu Muhammad Iqbal dan Indah Damayanti Putri (Iqbal-Dinda), Hj Sitti Rohmi Djalilah dan HW Musyafirin (Rohmi-Firin), Zulkieflimansyah dan Suhaili FT (Zul-Uhel) serta Lalu Gita Ariadi dan Sukiman Azmi (Gasman).
Baca juga: Semeton Zul-Uhel Blusukan di Sumbawa, Perkuat Dukungan Menuju Pilkada NTB 2024
Namun dari empat paslon tersebut baru pasangan Iqbal-Dinda dan Bang Zul-Abah Uhel yang sudah memenuhi kursi untuk mendaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU). Sementara dua lainnya gencar melakukan lobi politik ditingkat pusat.
"Situasi keluar rekom Gerindra, PAN, Demokrat itu menjadi trigger yang memberikan efek kejut gerakan Gasman dan Rohmi Firin karena faktor sikologi gengsi yang tinggi," jelasnya.
Ihsan juga mengatakan jika head to head terbukti terjadi, maka akan terjadi perubahan komposisi pasangan calon dalam Pilgub NTB nantinya.
(*)