MXGP

Penyelenggaraan MXGP di NTB Disebut Tak Berdampak pada Pembinaan Atlet Daerah

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para pembalap MXGP bersiap di garis start untuk menjajal Sirkuit Selaparang, Lombok, Nusa Tenggara Barat dalam sesi kualifikasi, Sabtu (1/7/2023).

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Belakangan ini ramai penolakan penyelenggaraan balap motor lintasan tanah kelas dunia Motocross Grand Prix (MXGP) seri Indonesia di Lombok dan Sumbawa.

Tokoh Otomotif NTB Izzul Islam menyebut MXGP tidak membawa dampak siginfikan terhadap pembinaan atlet daerah.

"Jadi kita sangat mendukung Pj Gubernur (NTB) dan Wali Kota (Mataram) sudah mulai tegas," ucap mantan Wakil Bupati Lombok Barat ini dihubungi, Senin (3/6/2024).

Alasannya penyelenggaraan event olahraga internasional ini minim desain pembinaan atlet daerah.

Menurutnya, motocross punya peluang menjadi cabang olahraga unggulan bagi atlet NTB.

Baca juga: PT SEG Tetap Berupaya Gelar MXGP di Mataram Meski Belum Dapat Restu dari Pemkot

Sebut saja Nakami Vidi Makarim yang sebelumnya sempat ikut di kelas MX2 pada MXGP edisi sebelumnya.

Demikian juga dengan Aldiaz Aqsal Ismaya yang kini berkompetisi di road race.

Izzul menyayangkan sirkuit Eks Bandara Selaparang di Kota Mataram terbengkalai saat event MXGP berakhir.

"Seharusnya pembalap kita bisa pakai latihan di situ. Itu kalau penyelenggaranya memikirkan hal yang berkelanjutan. Ini kan tidak," sebut dia.

Malahan, kata Izzul, sirkuit yang dibangun di atas landasan pacu ini hanya meninggalkan gundukan tanah.

Belum lagi penyelenggaraannya yang disebut meninggalkan utang pajak ke pemerintah daerah.

"Jadi lebih baik dukungan anggarannya diberikan langsung saja ke atlet kita daripada untuk ke event," jelasnya.

Baca juga: Pemkot Mataram Tetap Tolak Even MXGP meski Pihak SEG Datang

Dia mencontohkan, mengenai dukungan motor untuk latihan maupun anggaran atlet mengikuti berbagai kompetisi.

"Jadi (MXGP) tidak ada manfaatnya. Saya dulu rutin menggelar setahun 2 kali yang kelas nasional," beber Izzul yang juga penggemar olahraga motocross ini.

Meninggalkan Utang

Penjabat (Pj) Gubernur NTB Lalu Gita Ariadi sebelumnyaa mengungkapkan alasan penyelenggaraan event tersebut menuai penolakan, diantaranya karena menyisakan banyak utang.

"Terakhir saya dengar Bupati Sumbawa menolak karena ada utang, meninggalkan utang, di kota juga meninggalkan utang," kata Gita, Sabtu (1/6/2024).

Termasuk beban pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) pada MXGP sebelumnya juga harus ditanggung Pemerintah Provinsi NTB.

Selain itu Pemerintah Kota Mataram juga tidak mendapatkan keuntungan dari pajak pelaksanaan MXGP tersebut.

"Saya dengar banyak panitia yang masih berutang kepada para pihak, kepada IMI (Ikatan Motor Indonesia) pusat, artinya kalau banyak meninggalkan utang berarti banyak pihak yang dirugikan," jelas Gita.

Lalu Gita juga tidak ingin menghadirkan event-event di NTB yang dapat menimbulkan utang baru bagi daerah. Ia justru mendukung event yang memberikan keuntungan bagi daerah.

"Kita tidak butuh yang begini, kita menghargai yang kreatif dan menguntungkan bagi daerah, IMI pusat mengadakan Kejurnas kita dukung, saya hadir dan lainnya," kata mantan Kadis Pariwisata NTB itu.

Sumbawa dan Kota Mataram Menolak

Bupati Sumbawa Mahmud Abdullah membeberkan, sampai saat ini pihak SEG belum menyelesaikan sejumlah kewajiban utang kepada Pemda Sumbawa.

Baca juga: MXGP Ditolak Pemda Sumbawa dan Pemkot Mataram, Diduga Gegara Utang dan Masalah Sampah

"Pihak SEG tahu diri dong, jangan kewajibannya enggak dilunaskan. Kewajiban seperti pajak, belum diselesaikan oleh pihak penyelenggara MXGP sampai sekarang," tegasnya, Senin (3/6/2024).

Sebelumnya juga pemerintah Kota Mataram menolak penyelenggaraan MXGP yang rencananya akan digelar di Sirkuit Selaparang.

Asisten I Setda Kota Mataram Lalu Martawang mengatakan, hingga saat ini pemerintah Kota Mataram tetap dalam sikap menolak karena dinilai tidak memenuhi kepentingan Kota Mataram.

"Sebenarnya kita berkeinginan kalau ada even di Kota Mataram itu, namun di arahkan oleh wali kota harus memenuhi 3 sukses, sukses penyelenggaraan, sukses pemberdayaan ekonomi rakyat dan sukses citra kota Mataram ini," kata Martawang.

Martawang menyampaikan, pihaknya tidak ingin menyelenggaarkan event di kota Mataram tanpa mempunyai efek positif, seperti efek perekonomian masyarakat harus jelas.

"Maka pihak-pihak yang mau menyelenggarakan event di kota Mataram ini, harus memastikan bahwa segala persiapan itu harus lebih baik, seperti kordinasi, komunikasi harus lebih baik, tidak lain dan tidak bukan tujuannya adalah supaya terpenuhi tiga sukses yang tadi itu," pinta Martawang.

Penonton menyaksikan aksi pembalap MX2 dari area festival Sirkuit MXGP Selaparang, Lombok, Minggu (2/7/2023). (TRIBUNLOMBOK.COM/SIRTUPILLAILI)

Promotor Tetap Berupaya

PT Samota Enduro Gemilang (SEG) mengupayakan penyelenggaraan Event MXGP di Sirkuit Eks Bandara Selaparang, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Event balapan 2 seri pada 29-30 Juni dan 6-7 Juli 2024 ini hingga kini belum mendapat restu dari Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram.

"Kami tetap upayakan agar bisa dilaksanakan di sirkuit Selaparang Kota Mataram," kata Manajer Project SEG Diaz Rahmah Irhani Saad dihubungi melalui telepon, Senin (3/6/2024).

Pihaknya tetap optimis MXGP Indonesia bisa diselanggarakan di Mataram meskipun belum ada jawaban dari Pemkot.

"Setelah kami datang di hari Kamis, sampai saat ini belum kami disurati oleh pihak Pemkot," bebernya.

Diaz mengaku sampai saat ini pihaknya tetap membuka ruang komunikasi dengan Pemkot Mataram.

"Terutama kepada pak wali dan kami juga sudah mengirim surat dan diterima oleh Pemkot Mataram," ucapnya.

SEG memastikan MXGP tidak akan digelar di Sumbawa tahun 2024 ini.

"Kami fokus untuk di Mataram, mengenai di Sumbawa kami panitia memang meniadakan MXGP tahun ini," jelasnya.

Sampai saat ini pihak SEG belum punya opsi untuk penyelenggaraan MXGP di lokasi lain.

"Kami tidak punya, namun kami usahakan MXGP ini digelar di Mataram," tandas Diaz.

(*)

Berita Terkini