Padahal potensi terutama populasi sapi betina di Lotim masih tinggi, mencapai 50 ribu.
"Hal ini perlu terus menjadi atensi pemerintah. Makanya kami perihatin dengan teman-teman di lapangan dengan kurangnya perhatian Pemerintah terhadap populasi sapi betina. Kami harap agar Pemerintah Daerah memberikan support, meskipun program SIKOMANDAN sudah ditiadakan," pungkasnya.
Kepala Diskeswan Lotim H Masyhur menambahkan tingkat pemotongan atau penyembelihan sapi di Lotim setelah Lebaran idul Fitri 1445 Hijriah akan tinggi.
Hal ini dikarenakan permintaan untuk pesta persiapan pemberangkatan haji dan persiapan hari raya Qurban.
"Harga sapi ternak juga diperkirakan akan mulai naik menjelang pemberangkatan haji dan hari raya qurban, khususnya untuk sapi Bali," terangnya.
Para peternak diharapkan tidak terlalu cepat mengambil keputusan untuk menjual sapinya. Meski harga sapi akan naik menjelang pemberangkatan haji dan hari raya idul adha. Sebab puncak kenaikan harga sapi biasa terjadi pada pemberangkatan haji dan H-1 Idul Adha.
Dari jumlah populasi, sapi ternak yang berpotensi untuk dijadikan sebagi hewan qurban sekitar 25 persen.
Sementara kebutuhan sapi potong sekitar 3.000 lebih per bulan.
"Biasanya H-3 lebaran Idul Adha kita akan menyuplai kebutuhan hewan qurban untuk kabupaten -kabupaten lain di Pulau Lombok. Sekitar 70 persen kita suplai kebutuhan qurban," tutupnya.
(*)