Kisah Bambang Supratomo Pernah Jadi Marbot Masjid Hingga Konsultan Perusahaan Swedia

Penulis: Sinto
Editor: Wahyu Widiyantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Ardhia Rinjani (Tiara) Lombok Tengah Bambang Supratomo.

"Bakrie Group buka lowongan di Bakrie Plantation yang merupakan holding dari perusahaan Bakrie Group. Bakrie Plantation ini bergerak di bidang perkebunannya kelapa sawit," jelas Bambang.

Bambang mengaku benar-benar tidak percaya diterima diperusahaan ini dan menurutnya merupakan anugerah tuhan.

Hal ini karena pelamar perusahaan ini kurang lebih sekitar 100-200 orang yang merupakan fresh graduate dari universitas terkemuka.

Bambang berhasil menyisihkan pesaingnya.

"Alhamdulillah akhirnya saya diterima sebagai general administration. Saya tunjukkan basic skill computer, mengetik dengan 10 jari, nalar berpikir dan kemampuan public speaking sehingga tidak mau kalah dengan pelamar lainnya," sebut Bambang.

"Dari pelamar 200-an orang waktu itu yang dibutuhkan hanya 15 orang termasuk saya yang lolos. Ada yang penempatan posisi Sumatera dan lain sebagainya. Banyak anak-anak yang melamar termasuk dari UI, ITB tapi persyaratannya minimal memang ijazah SMA," sambungnya.

Kisah Bambang ini mirip film "The Pursuit of Happyness", yakni tokoh Chris yang berusaha mendapatkan pekerjaan yang ia inginkan dan membangun reputasi dirinya sampai lulus interview di perusahan yang diinginkan.

Baca juga: Kades Karang Sidemen Sarankan Perumdam Tiara Lombok Tengah Manfaatkan Mata Air Eyat Terep

Direktur Perumdam Tiara Lombok Tengah, Bambang Supratomo saat menyampaikan sambutan dalam tasyakuran peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-32 di Desa Aik Berik, Kecamatan Batukliang Utara, Sabtu (25/11/2023). (DOK PDAM LOMBOK TENGAH)

Saat awal-awal bekerja dengan gaji tidak seberapa, ia menyisihkannya untuk keluarga anak istrinya di rumah.

Sisanya untuk membayar kos. Sementara untuk makan, Bambang seperti biasa menghabiskan waktu di masjid atau menjadi tukang parkir.

Setelah 1-2 tahun di perusahaan Bakrie Group, Bambang pindah ke Perusahaan Singapura berkat jaringan dan relasi yang dia bangun selama bekerja.

Bambang bekerja di perusahaan Tifa Finance yang bergerak di bidang pembiayaan project yang nilainya miliaran.

Bambang bekerja sebagai account officer hingga akhirnya dipercaya menjadi analis.

Dengan pengalaman sebagai account officer dan analis, Bambang dipercaya menjadi seorang konsultan.

"Jadilah saya konsultan proyek. Sampai hari ini kemampuan konsultan saya masih ada khususnya di dunia tambang. Tugas konsultan itu misalnya punya tambang batu bara sekian hektare lahan.

"Saya kemudian yang memberikan advice soal kebutuhan investasi sekian, butuh alat berat sekian, kapasitas produksi sehingga potensi keuntungan sekian. Saya bisa hitungkan," imbuhnya.

Bambang lebih spesifik lagi sebagai konsultan bisa menghitung tentang kapasitas produksi keuntungan kalau memakai salah satu alat berat.

Halaman
1234

Berita Terkini