Prof. Dr. Ir Reni Mayerni M.P, orang nomor satu di Kedeputian Pengkajian Strategik Lemhannas sangat kehilangan. Ia bangga atas etika politik yang ditunjukan atasannya itu.
Di matanya, pengunduran diri Andi sejatinya untuk menghindari konflik kepentingan terutama di kedeputiannya. Sudah pasti dirinya sangat kehilangan sosok pemimpin yang cerdas dan responsif.
Diakuinya, melalu tangan dinginnnya Andi Widjajanto mengubah cara pandang dan cara kerja kedeputian pengkajian Lemhannas yang satu-satunya pengguna (user) adalah Presiden RI.
Sementara bagi penulis, pengunduran diri Andi Widjajanto sebagai orang nomor satu di lembaga yang berwibawa dan elit itu mengingatkan akan peribahasa latin - Modus Omnbibus In Rebus Optimum Est Habitu – Dalam Semua Keadaan, Yang Paling Baik Adalah Tahu Batas.
Melihat pengalaman sejarah hidupnya, Andi telah menunjukan martabatnya sebagai politikus yang tahu diri, tahu batas, tahu untuk berhenti dan kapan harus berjalan.
Dalam konteks hingar bingarnya pemilu 2024, Andi Widjajanto tidak membiarkan dirinya dibuli oleh medsos ataupun para lawan politiknya yang „cemburu“ terhadap kekuatannya.
Dia tahu diri, tahu batas kapan harus berhenti dan kapan harus berjalan, kapan harus memilih dan kapan harus membuang.
Memiliki pengalaman tiga kali pada posisi memutuskan untuk mengundurkan diri terkait dengan pemilu merupakan pelajaran terbaik bagi calon pemimpin nasional.
Indonesia membutuhkan banyak Andi Widjajanto untuk menjadikan demokrasi dalam pemilu sebagai pilihan terbaik untuk menghindarkan Indonesia dipimpin oleh pemimpin yang buruk.
Tentu pengunduran dirinya akan dilihat sebagai model oleh para anak didik Lemhannas yang terdiri dari para sipil terpilih dan anggota TNI atau Polri dari pangkat kolonel, kombes hingga bintang tiga.
Bagi saya, ini bukan hanya tentang Andi Widjajanto. Ini soal Indonesia, kepemimpinan nasionalnya dan Ideologi Pancasila.
Andi Widjajanto dalam waktu yang relatif singkat yakni 1 tahun 6 bulan dalam memimpin Lemhannas RI, telah mengembalikan Lemhannas ke khittahnya sebagai lembaga pendidikan geopolitik bagi para peserta didik Lemhannas RI, sebagaimana yang dicita-citakan Presiden Soekarno.
Dan, para peserta didik Lemhannas RI yang telah berusia 58 itu adalah para pemimpin nasional. Yang paling utama adalah, Andi Widjajanto telah menanamkan politik yang beretika dan kepemimpinan yang bermartabat.
Andaikata dapat diikuti secara streaming oleh masyarakat Indonesia, pengunduran diri Andi Widjajanto di Auditorium Gajahmada itu bisa jadi akan memengaruhi Keputusan Mahkamah Konstitusi tentang syarat usia menjadi Presiden. Who Knows ?
Namun berpolitik itu seperti bermain judi atau bahkan menyiratkan kehidupan itu sendiri.