Lalu Iqbal Mengaku Pernah Diminta Jadi Gubernur 5 Tahun Lalu oleh Seorang Tokoh di NTB

Penulis: Robby Firmansyah
Editor: Sirtupillaili
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lalu Muhammad Iqbal (kiri) bersama Pimpinan Yayasan Pondok Pesantren Addinul Qayyim, Kapek Gunung Sari, Ustadz Zahrul Maliki, Sabtu (7/10/2023).

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Mantan Duta Besar Indonesia untuk Turki Lalu Muhammad Iqbal mengakui pernah diminta maju menjadi calon gubernur NTB lima tahun lalu oleh tokoh besar di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Hal tersebut terungkap saat Lalu Iqbal menghadiri acara Maulid Nabi Muhammad di Pondok Pesantren Addinul Qoyyim Desa Kapek, Gunung Sari, Lombok Barat, Sabtu (7/10/2023).

Dalam kesempatan silaturahmi tersebut Lalu Iqbal bercerita bagaimana pengalamannya selama menjadi seorang diplomat.

Iqbal yang memiliki latar belakang santri tidak pernah bermimpi bisa menjadi duta besar.

Sehingga atas dasar itulah, putra asli Lombok Tengah itu memberikan motivasi kepada santri Ponpes Addinul Qayyim.

Baca juga: Pimpinan Ponpes Addinul Qayyim Kapek Dukung Lalu Iqbal Maju Jadi Calon Gubernur NTB

Bahkan saking moncer karirnya di birokrasi, Lalu Iqbal pernah diminta untuk maju di Pilgub NTB oleh salah satu tokoh yang enggan disebutkan namanya.

"Dahulu pernah ada permintaan (jadi gubernur), lima tahun lalu, saya masih dibutuhkan di sana (Kementerian Luar Negeri). Saya apa yang sudah diamanahkan harus diselesaikan," kata Iqbal.

Setelah pulang dari luar negeri, Lalu Iqbal kini rajin mengunjungi tokoh-tokoh agama di Pulau Lombok.

Dikonfirmasi soal kunjungan tersebut, apakah sebagai langkah politik? Lalu Iqbal mengaku hanya silaturahmi biasa.

"Hanya silaturahmi, kalau silaturahmi menghasilkan alhamdulillah, tapi kalau tidak kan dapat pahala," kata Iqbal.

Lalu Iqbal juga mengelak silaturahmi dengan para tuan guru sebagai bentuk memanaskan mesin politik.

Menurutnya saat ini partai politik masih sibuk memenangkan Pemilu 2024.

Iqbal juga bercerita di hadapan para santri, selama menjadi seorang diplomat ilmu yang didapatkan di pondok pesantren sangat besar manfaatnya.

Sejak usia 14 tahun Lalu Iqbal menimba ilmu agama di pondok pesantren di Pulau Jawa.

Setiap pulang ke Lombok oleh ayahnya, Lalu Iqbal diajak bertemu dengan para tuan guru Lombok.

Sehingga setelah ayahnya meninggal dan juga setelah berakhirnya jabatan sebagai Dubes, Lalu Iqbal memiliki banyak waktu luang di Lombok.

"Waktu ayah saya masih hidup saya sering diajak keliling, jadi setelah orang tua kita gak ada giliran kita yang melanjutkan," jelas Iqbal.

(*)

Berita Terkini