Tak ayal, para siswa harus rela belajar di rumah bedek yang terbuat dari anyaman bambu setahun belakangan ini.
Seorang wali murid SDN 2 Kerongkong Jum'ah berharap Pemerintah Daerah (Pemda) Lombok Timur menyegerakan perbaikan agar orang tua bisa tenang melihat anak-anaknya belajar dengan layak
"Terus terang dengan kondisi bangunan seperti itu kami juga kadang khawatir," ucapnya kepada TribunLombok.com, Senin (10/7/2023).
Dia heran proses perbaikan bisa lambat padahal pada tahun 2019 gedung sekolah itu sempat dibongkar.
"Bagaimana bisa anak - anak kami belajar dengan baik kalau seperti ini tempatnya belajar," tegasnya.
Dia mempertanyakan keseriusan Pemda.
"Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) belum ada respon saat ini hanya foto sekolah dokumentasi saja berkali kali tapi kapan diperbaiki," tegasnya.
Jum'ah berharap Bupati Lombok Timur, HM. Sukiman Azmy mendengar keluh kesah orang tua siswa.
"Kami berharap kepada bupati Lombok Timur agar bisa melakukan perehapan secepat mungkin supaya anak - anak kami bisa belajar dengan tenang dan baik," urai Juma'ah.
Baca juga: PVMBG Ungkap Penyebab Fenomena Tanah Retak di Muku Bima: Sesar, Aktivitas Tambang, dan Gempa
Di tempat lain, sebuah ruang kelas di SDN 1 Kumbang, Desa Kumbang Kecamatan Masbagik roboh seminggu yang lalu.
Tembok sebelah timur ruang kelas tersebut roboh tak tersisa.
Kepala SDN 1 Kumbang Uswatun Hasanah mengaku bahwa ruang kelas tersebut sudah lama tidak ditempati karena kondisinya yang retak parah.
Dia mengaku retak tembok ruang kelas itu juga karena dampak gempa Lombok 2018.
"Kemarin setelah dua hari kita libur paska pembagian raport, tiba - tiba ruang kelas ini ambruk," tuturnya.
Disinggung mengenai apakah ruang kelas ini sebelumnya pernah diusulkan untuk perbaikan, Uswatun Hasanah menjawab tidak tahu pasti, karena ia baru menjabat.