Yakni Partai Golongan Karya (Golkar), dengan perolehan terbanyak di DPRD NTB dengan 10 kursi.
Kemudian Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), dengan titel suara terbanyak pada Pileg 2019 sebelumnya.
Direktur Makara Riset dan Strategi Bayu Satria Utama, Partai Golkar dan Partai Gerindra NTB berpotensi untuk kembali berjaya pada Pileg 2024.
Petahana DPRD NTB dari Partai Golkar dan Partai Gerindra yang berpengalaman, setidaknya harus memiliki dua modal.
Yakni modal sosial yang ada di daerah pemilihan (Dapil) masing-masing, dan modal ekonomi.
Modal pengalaman serta kerja sosial dan ekonomi diharapkan mampu mematahkan dominasi ketokohan di NTB.
"Harus memiliki modal sosial dan ekonomi. Sehingga kader-kader Golkar dan Gerindra bagus di daerah, bisa mempertahankan kursi-kursi yang sudah dimiliki pada tahun 2019," ungkapnya, Jumat (2/6/2023).
Layaknya ketokohan TGB Muhammad Zainul Majdi dari Partai Perindo, Fahri Hamzah dari Partai Gelora dan Anies Baswedan di Partai NasDem.
Baca juga: Taktik Partai Gelora Mendobrak Tradisi Kemenangan Partai Lama Dalam Merebut Kursi DPRD NTB
Pileg 2024, sambung dia, membutuhkan biaya yang besar untuk partai pemenang apabila hendak mengamankan kursi.
Lantaran party-ID di kalangan masyarakat yang sangat rendah berikut afiliasinya.
Bayu menyebut partai pemenang harus bekerja keras untuk mempertahankan suara konstituen serta menggaet pemilih baru.
Peluang Partai Baru
Bayu pun mengamati peluang partai baru di NTB yang bersaing memperebutkan suara dengan para petahana.
Menurutnya, Parpol baru mampu mendulang hasil maksimal apabila mampu memanfaatkan ketokohan masing-masing.
Hal itu lantaran rendahnya party-ID atau identitas partai di tengah masyarakat.