Karena iri lihat, tetangga dan kerabat pergi berhaji, di umur 30 tahun, dia mulai buka tabungan haji pribadi.
Di hari biasa, dia disiplinkan menabung Rp 4.000 - Rp 5.000 pendatannya untuk setoran haji.
"Kalo Pasar Kemmisan dan Jumat sepoloh rebo (Rp10 ribu)," ujar suami tanpa anak itu.
Di kampung-kampung Pulau Madura, nama pasar menyesuaikan hari pasar.
Tahun 2010, tabungan di rumah dipindahkan ke tabungan haji resmi di unit bank capem kecamatan.
Tabungan hariannya lanjut.
Tepat, 12 tahun, 2022, nama dan nomor porsinya masuk jatah pelunasan.
"Alhamdullliah, sekkone settong jede bannya' (syukur satu sedikit, jadi banyak)."
Jika dihitung, total tabungan haji Sahlan memang cukup untuk biaya haji reguler, dan bahkan bisa membiayai acara Slemetan potong 1 ekor sapi, sepekan sebelum masuk Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Mei 2023 lalu.
Satu ekor sapi Madura, dihargai Rp 20 juta.
Di Madura, ada tradisi "Slemetan" sebelum dan sepulang naik haji.
Tradisi tua itu, sekaligus mengabarkan dan meminta restu keluarga, kerabat, dan tetangga sekampung.
Tradisi inilah mengkonfirmasikan, kenapa di Madura, Lebaran Idul Adha selalu lebih ramai dari Lebaran Idul Fitri.
Dzulqaedah jadi momen melepas dan mengantar keluarga berhaji.
Sedangkan Dzulhijjah, bulan ke-12 tahun Hijriyah, jadi momen menunggu kepulangan jamaah haji.