"Ini sebetulnya sudah keluar dari akal sehat kita. Marilah kita terus berusaha mengawal jangan sampai terjadi perubahan yang tidak kita harapkan," tegasnya.
Harap KPU Jadi Wasit Baik
Sementara itu, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan, Partai Golkar dan Demokrat sepakat untuk membangun iklim politik yang lebih baik.
"Bukan Pesta politik yang memecah belah bangsa ini," katanya.
Dia tidak ingin pesta demokrasi lima tahunan memecah belah persatuan Indonesia.
Semua partai politik menurutnya harus bersama-sama punya komitmen untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik.
Posisi tidak harus sama, seperti Demokrat dan Golkar saat ini. Partai Golkar mengambil posisi pendukung pemerintahan, sementara Demokrat di luar pemerintahan.
"Posisi tidak harus bersama, pertaruhan kita adalah 10 tahun ke depan," katanya.
"Persatuan politik pasca Pemilu sangat penting. Tapi persatuan politik tidak bisa terjadi jika tidak disiapkan dari sekarang," katanya.
Airlangga mengajak semua pihak membangun komitmen yang kuat untuk mewujudkan sistem demokrasi yang lebih baik.
Partai Golkar, kata Airlangga, sangat komitmen dengan aturan main yang sudah ada. Menjalankan pemilu sebaiknya sesuai dengan apa yang sudah diatur sebelumnya.
Kalau pun nantu ada perubahan, maka harus duduk bersama-sama.
"Kita berharap KPU dan Bawaslu bisa menjadi wasit yang adil," katanya.
(*)