TRIBUNLOMBOK.COM - Simak berikut ini cara mendapatkan malam Lailatul Qadar di sepertiga terakhir bulan Ramadhan.
Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa malam Lailatul Qadar lebih mulia dari seribu bulan.
Allah SWT berfirman:
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
"Malam al qadar itu lebih baik dari seribu bulan."
Malam Lailatul Qadar lebih baik dari seribu bulan (83 tahun + 4 bulan).
Baca juga: Keutamaan dan Keistimewaan Bulan Ramadhan, Pengampunan Dosa hingga Datangnya Lailatul Qadar
Malam Lailatul Qadar, khusus diberikan kepada umat Nabi Muhammad SAW yang tidak diberikan pada umat yang lain, seperti dikutip dari laman Bimas Islam.
menurut Syekh Abu Muhammad Badruddin al-‘Aini dalam kitab , Umdatul Qari Syarah Shahihil Bukhari, juz XVII, halaman 168 bahwa Lailatul Qadar adalah anugrah Allah yang hanya diberikan kepada umat Nabi Muhammad SAW.
إِنَّ لَيْلَةَ الْقَدْرِ خَاصَةٌ بِهَذِهِ الْأُمَّةِ وَلَمْ تَكُنْ فِيْ الْأُمَمِ قَبْلَهُمْ
“Sesungguhnya malam Lailatul Qadar hanya khusus bagi umat ini (umat Nabi Muhammad), dan tidak ditemukan dalam umat sebelumnya.”
Menurut Syekh Abu Abdillah Muhammad bin Abdul Baqi az-Zaraqani dalam kitab Syarhu az-Zaraqani ‘alal Mawahib al-Ladunniyah hal ini tidak terlepas dari umur umat Nabi Muhammad SAW yang terbilang sangat singkat.
Misalnya saja, Rasulullah hanya berumur 63 tahun saja.
Tentu itu jauh berbeda dengan umat Nabi Musa dan Nuh yang bisa hidup ratusan tahun.
Di sisi lain, dikisahkan Rasulullah menceritakan satu hikayat pada para sahabatnya, bahwa ada 4 orang dari Bani Israil yang sangat rajin beribada pada Allah.
Tak tanggung-tanggung, ia menjalani ibadah selama delapan puluh tahun dan tidak pernah bermaksiat, ia hanya fokus tunduk dan patuh pada perintah Allah.
Empat orang tersebut Ayyub, Zakaria, Hizqil, dan Yusya’ bin Nun.
Selepas mendengar cerita kisah ketaatan Bani Israil tersebut, membuat para sahabat takjub.
Pasalnya umur mereka dianugerahkan umur yang panjang, dan dipergunakan dalam untuk beribadah, dan tidak pernah melakukan perbuatan dosa.
Di saat yang demikian, malaikat Jibril datang pada Rasulullah untuk mengabarkan tentang malam Lailatul qadar yang lebih mulia dari seribu bulan:
عَجَبَتْ أُمَّتُكَ مِنْ عِبَادَةِ أَرْبَعَةٍ ثَمَانِيْنَ سَنَةً لَمْ يَعْصُوْهُ طَرْفَةَ عَيْنٍ فَقَدْ أَنْزَلَ اللهُ عَلَيْكَ خَيْرًا مِنْ ذَلِكَ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ. هَذَا أَفْضَلُ مِمَّا عَجَبَتْ أُمَّتُكَ
Artinya, “Telah heran umatmu akan ibadah empat orang selama delapan puluh tahun dan mereka tidak pernah bermaksiat sekalipun sebatas kedipan mata. Sungguh, Allah telah menurunkan bagimu (dan umatmu) yang lebih baik dari semua itu, yaitu malam Lailatul Qadar yang lebih baik daripada seribu bulan. Ini (lailatul qadar) lebih utama dari apa yang dikagumi oleh umatmu.”
Pada sisi lain, Syekh Abdul Qadir Al-jilani dalam kitab Al Ghunyah, alasan diberikan malam lailatul qadar pada umat Muhammad SAW ialah karena umur mereka yang pendek, sedangkan umat terdahulu dianugerahkan umur Panjang untuk beribadah pada Allah.
Kemudian Allah menganugerahkan malam Lailatul Qadar yang isinya lebih baik dan mulia dari seribu bulan.
Baca juga: Mengenal Tradisi Maleman Masyarakat Sasak Menyambut Lailatul Qadar
Dengan adanya malam tersebut, diharapkan umat Nabi Muhammad SAW tidak akan tertinggal dari segi amal kebajikan.
وقيل: إنه عرض على النبي -صلى الله عليه وسلم -أعمار أمته فاستقلها، فأعطى ليلة القدر.