Namun begitu, hal tersebut bukanlah hal yang tidak bisa diatasi.
Anak-anak muda yang bertarung di Pilkada dapat menyiasati minimnya dana kampanye dengan membangun relasi yang kredibel dengan masyarakat dan media semenjak jauh-jauh hari sebelum pilkada.
Selain itu, mengoptimalkan penggunaan media sosial juga bisa menjadi salah satu alternatif. Pemimpin muda juga dapat menggalang dan menghimpun relawan.
“Yang tidak kalah pentingnya, tentu pemimpin muda harus berkolaborasi dengan partai politik yang juga menjadi pintu masuk untuk mendapatkan pembiayaan dalam kampanye,” tandas Didu.
Pemimpin muda juga kata dia, penting untuk mendesain kampanye yang matang dan efektif.
Antara lain dengan fokus menjangkau segmen masyarakat yang menjadi basis dukungan. Sehingga dengan cara ini, waktu dan sumber daya yang dimiliki, benar-benar akan dapat dimanfaatkan dengan optimal.
(*)