Pemilu 2024

Konstituen Partai Golkar Paling Suka Media Tradisional Disusul Pemilih PDIP dan PAN

Editor: Dion DB Putra
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto di kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Selasa (22/11/2022). Hasil survei Litbang Kompas mendapati konstituen Golkar lebih menyukai media tradisional seperti televisi dan media cetak atau koran ketimbang medsos.

"PKS jadi partai dengan konstituen yang cukup aktif di dunia maya. Sebanyak 57,1 persen dari responden yang ingin memilih PKS, sebagian besar cukup intens mengakses media sosial dalam sehari," demikian dikutip dari Litbang Kompas.

Jika ditotal, pemilih PKS yang mengakses media digital (Medsos dan berita online) jauh lebih banyak ketimbang pemilih yang menonton televisi. Kemudian, partai kedua yang punya pemilihnya aktif di Medsos adalah Demokrat dengan 46,3 persen. Sama halnya seperti PKS, Demokrat turut memiliki basis yang lebih aktif mengakses media digital ketimbang televisi.

"Pengaruh propaganda di dunia maya untuk keuntungan elektoral dari partai ini tentu makin menguat," tulis Litbang Kompas.

Sementara itu, di posisi ketiga, ada Partai Perindo yang memiliki konstituen aktif bermain Medsos sebanyak 42,9 persen.

Pemilih loyal terbanyak

Jajak pendapat Litbang Kompas pada Januari 2023 mengungkapkan bahwa PAN memiliki pemilih tetap (loyal) terbanyak disusul PDIP dan PPP. Survei ini turut menilik sikap pemilih untuk melihat potensi perubahan dukungan.

“Mereka yang masuk kategori pemilih tetap atau pemilih yang sudah memastikan diri tidak akan mengubah pilihannya,” ujar Peneliti Litbang Kompas Yohan Wahyu dikutip dari Harian Kompas, Selasa (21/2/2023).

“Artinya, pilihan terhadap partai politik di survei ini relatif akan sama dengan pilihan mereka saat pemungutan suara Pemilu, 14 Februari 2024,” sambung dia.

Berdasarkan jajak pendapat itu, PAN memiliki 50 persen pemilih tetap, 20 persen pemilih tidak tetap, dan 30 persen pemilih yang menjawab tidak tahu.

PDIP punya 45,7 persen pemilih tetap, 26,4 persen pemilih tidak tetap, dan 27,9 persen pemilih yang belum menentukan sikap. Kemudian, PPP tercatat memiliki 35,7 persen pemilih tetap, 32,1 persen pemilih tidak tetap, serta 32,2 persen pemilih yang menjawab tidak tahu.

Sementara untuk survei elektabilitas, ada dua Parpol parlemen yang memiliki elektabilitas di bawah parliamentary threshold 4 persen, yakni PAN dan PPP.

Tingkat keterpilihan PPP berada di angka 2,3 persen, sedangkan PAN memiliki elektabilitas 1,6 persen. Adapun Parpol yang memiliki elektabilitas tertinggi tetap dipegang oleh PDIP dengan 22,9 persen, disusul Gerindra 14,3 persen, dan Golkar 9 persen.

Di papan tengah terdapat Demokrat dengan elektabilitas 8,7 persen, diikuti NasDem 7,3 persen, PKB 6,1 persen, dan PKS dengan 4,8 persen.

Selain tujuh partai di atas, ada satu Parpol nonparlemen yang elektabilitasnya melampaui ambang batas parlemen 4 persen, yakni Partai Perindo dengan tingkat keterpilihan 4,1 persen.

Disamping Perindo, elektabilitas Parpol non-parlemen lainnya belum menembus ambang batas parlemen, antara lain Hanura, PBB, dan PSI yang tingkat keterpilihannya berada di angka 0,5 persen.

Kendati demikian, masih ada 16,8 persen responden yang menjawab tidak tahu/rahasia saat ditanya soal Parpol pilihannya. (kompas.com)

 

Berita Terkini